Penyadaran CCTV dan Teknologi Deepfake: Ketika Keamanan Jadi Prioritas

Penyadaran CCTV dan Teknologi Deepfake: Ketika Keamanan Jadi Prioritas

Dalam beberapa bulan terakhir, Hong Kong telah mengumumkan rencana untuk memasang 2.000 kamera CCTV di wilayah padat penduduk dan daerah yang rentan kejahatan. Penyadaran ini ditujukan untuk meningkatkan keamanan warga dan mencegah kejahatan sebelum terjadi. Namun, dalam rangka menjamin privasi warga, pemerintah Hong Kong juga harus mempertahankan panduan penggunaan CCTV yang diterbitkan oleh badan pengawas privasi.

Menghadapi masalah keamanan nasional, pemerintah Hong Kong telah mengumumkan rancangan legislatif nasional untuk mengatasi berbagai bentuk kejahatan, seperti pengkhianatan, insurpsi, sabotase, intervensi asing, pencurian rahasia negara dan spionase. Rancangan ini diharapkan dapat bekerja sama dengan hukum keamanan nasional yang diterbitkan Beijing pada tahun 2020, yang bertujuan untuk menghukum pelaku-pelaku kejahatan sektretaris, subversi, terorisme dan kolusi dengan kekuatan asing.

Sementara itu, berita lain tentang kemampuan teknologi deepfake dalam mencapai tujuan tidak sah. Seorang pekerja finansial di sebuah perusahaan multinational telah disalahgunakan oleh penipu menggunakan teknologi deepfake untuk memposisikan diri sebagai chief financial officer (CFO) perusahaan. Penipu-penipu ini telah menipu pekerja tersebut dengan cara mengadakan video conference, dalam mana semua orang yang terlihat adalah rekayasa deepfake.

Pekerja finansial itu pertama-tama merasa curiga karena menerima pesan dari CFO yang seharusnya berasal dari UK. Namun, setelah melihat beberapa orang lain di video conference yang memang kelihatan seperti rekan-rekannya, pekerja tersebut pun akhirnya menelan rasa curiganya dan mengikat $25 juta Hong Kong (sekitar $3,2 juta) untuk keperluan "sekretaris" yang tidak jelas.

Kasus ini adalah salah satu contoh dari beberapa episod terakhir di mana penipu-penipu menggunakan teknologi deepfake untuk memalsukan identitas dan mencapai tujuan tidak sah. Pada saat yang sama, polisi Hong Kong juga mengumumkan telah menangkap enam orang dalam kasus-kasus yang terkait dengan skema ini.

Teknologi deepfake ini telah menjadi bahan khawatiran bagi otoritas-otoritas di seluruh dunia, karena kemampuannya untuk mencapai tujuan tidak sah. Contohnya, gambar-gambar pornografi yang dibuat menggunakan AI telah menyebar luas di media sosial dan mengganggu privasi beberapa orang.

Dalam pada itu, teknologi facial recognition juga telah digunakan oleh polisi China untuk mengidentifikasi seorang tersangka dalam acara konser populer. Seorang pria 31 tahun ditemukan di tengah kerumunan 60.000 orang dan ditahan karena menjadi tersangka dalam "sengketa ekonomi" yang terjadi pada awal pertunjukkan oleh Jacky Cheung di kota Nanchang, China.

Kesadaran akan pentingnya keamanan warga membuat kita harus lebih bijak dalam menggunakan teknologi untuk meningkatkan keamanan. Dalam beberapa bulan terakhir, Hong Kong telah mengumumkan rencana untuk memasang 2.000 kamera CCTV di wilayah padat penduduk dan daerah yang rentan kejahatan. Namun, dalam rangka menjamin privasi warga, pemerintah Hong Kong juga harus mempertahankan panduan penggunaan CCTV yang diterbitkan oleh badan pengawas privasi.

Dalam beberapa tahun terakhir, teknologi deepfake telah menjadi bahan khawatiran bagi otoritas-otoritas di seluruh dunia. Dengan kemampuannya untuk mencapai tujuan tidak sah dan mengganggu privasi beberapa orang, maka kita harus lebih bijak dalam menggunakan teknologi ini. Kita harus lebih bijak dalam menggunakan teknologi facial recognition untuk meningkatkan keamanan warga.