Dalam beberapa tahun terakhir, video poker telah menjadi perhatian utama dalam industri perjudian. Namun, pada Oktober 2017, tragedi yang tidak terduga terjadi di Strip Las Vegas, membuat masyarakat dunia berbicara tentang video poker lagi.
Pada pagi hari Oktober 1, Stephen Paddock, seorang pemain video poker profesional, membuka tembakan di atas kantor konser Tom Petty and the Heartbreakers, menewaskan minimal 58 orang dan melukai lebih dari 800 orang lainnya. Paddock, sebelumnya dikenal sebagai pecandu judi yang berjudi dalam jumlah besar di kasino-kasino Vegas, telah memilih video poker sebagai game favoritnya.
Dalam beberapa tahun terakhir, video poker telah menjadi salah satu game perjudian paling populer di dunia. Game ini menawarkan kesempatan untuk bermain poker dan slot machine sekaligus, membuatnya sangat menarik bagi para pemain judi.
Namun, kontroversi video poker tidak hanya karena tragedi Las Vegas, tetapi juga karena beberapa kasino-kasino Vegas telah memberikan kredit dan hadiah kepada pemain-pemain yang berjudi dalam jumlah besar. Paddock, sebagai contoh, dikenal sebagai pemain video poker profesional yang selalu memenangkan hadiah-hadiah besar di kasino-kasino Vegas.
Dalam beberapa tahun terakhir, beberapa orang telah menyalahkan video poker sebagai penyebab tragedi Las Vegas. Mereka berpendapat bahwa game ini membuat pemain-pemain judi menjadi obsesif dan kehilangan kontrol diri mereka.
Namun, beberapa ahli perjudian lainnya tidak setuju dengan pendapat tersebut. Mereka berpendapat bahwa video poker hanya sebuah game yang dapat dijalankan oleh siapa pun, termasuk Paddock.
Kontroversi video poker masih terus berlangsung hingga saat ini. Namun, tragedi Las Vegas telah memperlihatkan bagaimana game ini dapat memiliki efek yang sangat signifikan pada masyarakat.