Mundur dari Pengembanan: Schappert dan Keputusan Demosi yang Bodoh

Mundur dari Pengembanan: Schappert dan Keputusan Demosi yang Bodoh

Pada awal tahun 2010-an, Mark Pincus, pendiri Zynga, memperkenalkan John Schappert sebagai CEO perusahaan. Schappert memiliki rekam jejak karir yang baik di EA dan Microsoft, dan telah berpengalaman dalam membangun franchise Madden NFL dan NHL. Tak hanya itu, dia juga bertanggung jawab atas peluncuran global dari Xbox Live.

Analis Wedbush, Michael Pachter mengatakan bahwa keputusan Zynga untuk melakukan demosi pada Schappert dan menyerahkan tanggung jawab ke Pincus adalah keputusan yang bodoh. Karena, Pincus tidak memahami industri game. Akhirnya, merasa dia dijadikan tumbal oleh perusahaan, Schappert memutuskan untuk mundur dari Zynga.

Setelah Schappert mengundurkan diri, sejumlah eksekutif Zynga pun mengikuti jejaknya. Beberapa eksekutif Zynga yang keluar dari perusahaan antara lain Chief Marketing Office Jeff Karp, Chief Technology Officer Allan Leinwand, Chief Creative Officer Mike Verdu, Chief Security Officer Nils Puhlmann, dan sejumlah eksekutif lain.

Krisis di Zynga

Pada Juni 2013, Zynga mengumumkan bahwa mereka akan merumahkan 520 karyawan atau sekitar 18% dari seluruh staf mereka. Selain itu, mereka juga menutup kantor mereka di New York, Los Angeles, dan Dallas.

Bulan berikutnya, di Juli 2013, Zynga menunjuk Don Mattrick — yang pernah menjabat sebagai Interactive Entertainment President di Microsoft — untuk menggantikan Pincus sebagai CEO. Tapi, Pincus sendiri masih menjabat sebagai Chairman dan Chief Product Officer. Walau, pada akhirnya, dia meninggalkan perusahaan di tahun yang sama.

Zynga sempat memecat ratusan karyawannya, dan reputasinya mulai turun. Mattrick berusaha untuk mengubah fokus Zynga, dari membuat game browser ke game mobile. Namun, versi mobile dari Zynga Poker mendapatkan sambutan yang buruk dari para gamers.

Perubahan Kepemimpinan

Pada 2014, Zynga mengakuisisi NaturalMotion senilai US$527 juta. Alasannya, karena developer tersebut memiliki dua game yang sukses. Selain itu, Zynga juga ingin mendapatkan teknologi simulasi physics buatan developer tersebut. Sayangnya, NaturalMotion gagal memenuhi ekspektasi Zynga.

Meskipun Mattrick merupakan CEO dengan gaji terbesar ke-2 di sektor teknologi pada 2014, masa jabatannya di Zynga tidak lama. Dia mengundurkan diri dari posisi CEO pada 2015. Posisi CEO pun kembali diisi oleh Pincus. Satu tahun kemudian, pada 2016, Pincus kembali digantikan.

Kali ini, posisi CEO dipercayakan pada Frank Gibeau, yang pernah menjabat sebagai Mobile Executive di EA. Di bawah kepemimpinan Gibeau, Zynga fokus untuk memonetisasi game-game populer mereka dan bukannya membuat game mobile baru. Tampaknya, pendekatan ini cukup sukses.

Kinerja Keuangan

Seperti yang bisa Anda lihat pada grafik di atas, pemasukan Zynga menembus US$1 miliar pertama kalinya pada 2011. Di tahun berikutnya, pemasukan perusahaan naik, dari US$1,1 miliar menjadi US$1,3 miliar. Namun, pendapatan Zynga pada 2013 turun jauh, hanya mencapai US$873 juta.

Dari 2013 sampai 2018, pemasukan Zynga selalu di bawah US$1 miliar. Mereka baru dapat mendapatkan pemasukan layaknya di era kejayaan mereka pada 2019. Ketika itu, pemasukan mereka mencapai US$1,3 miliar. Dan di 2020, angka itu naik mencapai titik tertinggi dalam sejarah, menjadi US$1,97 miliar, menurut data dari Statista.

Mundurnya FarmVille

Sementara itu, dalam dua tahun belakangan, Zynga menutup FarmVille pada akhir 2020. Tapi, perusahaan masih mempertahankan game-game lainnya seperti Words with Friends dan Harry Potter: Hogwarts Mystery.

Dalam beberapa tahun terakhir, Zynga telah meningkatkan kinerja keuangannya dengan fokus pada pengembangan game-game yang lebih populer dan mempertahankan hubungan dengan para pemain. Namun, masih banyak tantangan yang harus dihadapi oleh perusahaan ini untuk dapat terus tumbuh dan sukses dalam industri game yang semakin kompetitif.

Leave a comment