Taman Impian Jaya Ancol, saat itu belum menjadi tempat rekreasi keluarga dan sempat dipandang miring. Ia menduga prostitusi juga berkembang di sana. Kebijakan Bang Ali, sapaan Ali Sadikin, membolehkan judi membuat ia dikagumi sekaligus dicerca.
Warga kagum dengan capaian pembangunan Jakarta di bawah kepemimpinannya, tetapi juga memprotes legalnya kegiatan yang melanggar norma. Namun, Bang Ali bergeming. Tipisnya dana segar bagi pembangunan Ibu Kota membuat ia mengandalkan pajak dari perjudian.
”Dalam usaha melokalisasi penyelenggaraan judi, pemerintah DKI Jakarta memanfaatkan hasil pajak judi sebagai salah satu sumber keuangan daerah,” katanya, seperti tertulis dalam Catatan H Ali Sadikin, Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibukota Jakarta 1966-1977 (1977).
Masa keemasan Hailai berakhir di tahun 1981 saat judi kembali diharamkan di Jakarta. Penutupan ini sempat memunculkan gejolak saat para buruh kasino terpaksa kehilangan pekerjaan.
Gedung Hailai sempat beralih fungsi menjadi tempat untuk ring tinju. Gelaran berbagai kejuaraan tinju, antara lain Piala Sentot II, Kejuaraan Tinju Nasional Tinju Yunior IV, pernah berlangsung di sini.
Beberapa tahun setelahnya Gedung Hailai kembali berubah fungsi. PT Jaya Ancol dan PT Philindo sempat menyewakan gedung tersebut. Hasilnya gedung tiga lantai itu diisi oleh restoran, tempat hiburan malam, dan kantor Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI).
Akan tetapi, pada tahun 1988, Gedung Hailai terbakar. Kebakaran itu benar-benar menghabisi seluruh isi gedung. Hanya ruangan sembilan meter persegi milik PBSI yang selamat dari bara api.
Kemudian pada tahun 2019, gedung Hailai yang sudah lama kosong dan tak berpenghuni kembali terbakar. Saat ini, gedung Hailai beserta beragam hiburan yang pernah tersaji di sana tinggal kenangan.
Sejarah Ancol: Dari Prostitusi hingga Hiburan Malam
Dalam usaha melokalisasi penyelenggaraan judi, pemerintah DKI Jakarta memanfaatkan hasil pajak judi sebagai salah satu sumber keuangan daerah. Masa keemasan Hailai berakhir di tahun 1981 saat judi kembali diharamkan di Jakarta.
Penutupan ini sempat memunculkan gejolak saat para buruh kasino terpaksa kehilangan pekerjaan. Gedung Hailai sempat beralih fungsi menjadi tempat untuk ring tinju. Gelaran berbagai kejuaraan tinju, antara lain Piala Sentot II, Kejuaraan Tinju Nasional Tinju Yunior IV, pernah berlangsung di sini.
Beberapa tahun setelahnya Gedung Hailai kembali berubah fungsi. PT Jaya Ancol dan PT Philindo sempat menyewakan gedung tersebut. Hasilnya gedung tiga lantai itu diisi oleh restoran, tempat hiburan malam, dan kantor Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI).
Akan tetapi, pada tahun 1988, Gedung Hailai terbakar. Kebakaran itu benar-benar menghabisi seluruh isi gedung. Hanya ruangan sembilan meter persegi milik PBSI yang selamat dari bara api.
Kemudian pada tahun 2019, gedung Hailai yang sudah lama kosong dan tak berpenghuni kembali terbakar. Saat ini, gedung Hailai beserta beragam hiburan yang pernah tersaji di sana tinggal kenangan.