Pasar Tanah Abang: Dari Kebun Raya Harga Sampai Kehabisan Konsumen

Pasar Tanah Abang: Dari Kebun Raya Harga Sampai Kehabisan Konsumen

Pasar Tanah Abang, sebuah destinasi wisata yang populer di Jakarta. Namun, apa yang terjadi dengan Blok G-nya? Pada saat ini, pasar ini sangat sepi dan kebanyakan toko-tokonya sudah tutup.

Menurut laporan, Pasar Tanah Abang Blok G semakin sepi karena ditinggal oleh pelanggan. Bahkan, para pedagang pun mulai meninggalkan lapak mereka. Kondisinya hari-hari ini seperti sebuah pasar mati. Orang yang datang berbelanja terhitung jari. Kebanyakan yang singgah adalah langganan dari beberapa pedagang di dalam.

Padahal, lokasi pasar ini cukup strategis. Pintu masuk pasar hanya 400 meter dari Stasiun Tanah Abang. Penumpang kereta commuter line yang baru tiba hanya perlu berjalan kaki selama enam menit untuk mencapai lokasi yang rencananya akan direvitalisasi ini.

Namun, rencana itu tinggal rencana. Para pedagang tampaknya hanya bisa pasrah sambil menunggu janji yang tak kunjung ditempati. Kondisi kios Blok G sudah terlihat sepi meski dilihat dari jauh. Pasalnya, toko-toko yang buka hanya mereka yang bertahan di lantai 1.

Bahkan, beberapa toko sepatu, kaus bola, dan seragam sekolah menempati baris terluar. Para pedagang masih terdengar bersemangat menyapa satu atau dua pembeli yang lalu lalang. "Boleh kak, mau cari apa? Lihat-lihat dulu kak," ucap salah satu pedagang baju ketika Kompas.com berkunjung ke Pasar Tanah Abang Blok G, Jakarta Pusat, Senin (29/7/2024).

Kondisi bagian dalam pasar pun tak jauh beda. Terik matahari tak bisa masuk ke kios-kios di dalam. Padahal, cuaca di luar sangat terik. Hampir semua kios di lorong gelap ini tutup. Teralinya mulai berdebu karena sudah lama ditinggalkan.

Sementara itu, stiker bertuliskan "Tutup Sementara" dan "Dibatalkan" tertempel di semua kios. Beberapa di antaranya disertai selebaran dan imbauan. Terpampang juga nominal biaya sewa di antara selebaran itu.

Kerat-kerat kayu di salah satu pojokan dibiarkan kosong dan lapuk bersama dengan lantai yang kusam. Kendati demikian, tidak terlihat tumpukan sampah di dalam pasar, kecuali di sudut-sudut terpencil.

Namun, beberapa kios masih buka. Begitu tiba di tengah pasar, terdengar sedikit obrolan. Kopi-kopi yang diseduh menemani bapak-bapak yang santai membakar rokok. Sementara, beberapa penjual makanan sibuk mengaduk nasi di dalam wadah plastik besar.

Saat itu, waktu sudah mendekati jam makan siang. Namun, tidak terlihat antrean pembeli di deretan lapak penjual makanan itu. Pengalaman baca menyeluruh tanpa iklan.

Leave a comment