Kisah Seorang Seniman Intelek – Bicara soal Warkop, tak terlepas dari tiga nama besar yaitu Dono, Kasino dan Indro. Walaupun di awal berdirinya terdiri dari lima personil yang ditambah Nanu Mulyono dan Rudy Badil, tetapi karena beberapa alasan keduanya keluar dari grup warkop. Kali ini kita akan mengulas biografi dari salah satu personil Warkop yaitu Kasino Hadiwibowo atau yang biasa dipanggil Kasino Warkop.
NamaKasino Hadiwibowo
Lahir: 15 September 1950
Tempat Lahir: Gombongan, Kebumen, Jawa Tengah
Istri: Hj. Amarmini
Pekerjaan: Aktor dan Pelawak
Wafat: 18 Desember 1997
Biografi Kasino Hadiwibowo (Kasino Warkop)
Kehidupan Awal
Memiliki nama lengkap Kasino Hadiwibowo, lahir di daerah Gombongan, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Ayahnya bernama Suparmin dan Ibunya bernama Kasiyem. Ayahnya bekerja di Perusahaan Jawatan Kereta Api yang kalau sekarang adalah PT KAI. Pekerjaan ayahnya membuat Kasino muda ikut berpindah-pindah.
Di saat masa SD, Kasino pindah ke Jakarta dan menempuh pendidikan di SMA di Jakarta. Namun, karena beberapa alasan, Kasino akhirnya tidak menyelesaikan pendidikan SMA dan memilih untuk bekerja.
Awalnya, Kasino berprofesi sebagai pengusaha, namun akhirnya memutuskan untuk bergabung dengan dunia hiburan sebagai pelawak. Kasino mulai dikenal setelah bergabung dengan grup komedi Warkop DKI, bersama-sama dengan Dono dan Indro.
Karier
Kasino mulai melebarkan sayap ke dunia film-film komedi yang selalu diminati penonton. Melalui film-filmnya, warkop memberikan nuansa berbeda dengan film-film lain pada zamannya. Warkop memberikan unsur komedi sekaligus kritik sosial politik. Hal itu tak terlepas dari latar belakang personil warkop yang aktivis semua.
Film pertama Kasino bersama teman-teman Warkop lainnya berjudul “Mana Tahan”. Produsernya adalah perusahaan entertainment terkenal bernama PT. Soraya Intercine Film dengan sutradara terkenal Nawi Ismail.
Selama produksi film ini, antusias masyarakat Indonesia terhadap pemutaran film Warkop “Mana Tahan” tak terbendung. Seringkali tempat mereka penuh dengan orang yang ingin bertemu dengan para pelaku Warkop DKI.
Semakin melejit karir seorang Kasino, lantas membuat kesibukannya semakin padat. Sampai jarang memperhatikan kesehatan. Pada November 1996, kesehatan Kasino mulai memburuk. Saat tampil di sebuah acara di Bandung, Kasino pingsan dan dibawa ke Rumah Sakit Advent Bandung dengan bantuan rekan-rekannya.
Akibat kemoterapi, Kasino harus mangkir dari serial Warkop DKI, sehingga cerita hanya terfokus pada Dono dan Indro. Pada tahun 1997, kesehatan Kasino mengalami pasang surut, tetapi dia tidak depresi. Ia pun mencoba tampil kembali di serial Warkop DKI.
November 1997 kesehatan Kasino mulai menurun lagi. Setelah hampir sebulan menjalani terapi, Kasino akhirnya meninggal dunia di usia 47 tahun pada 18 Desember 1997. Meninggal di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta setelah menderita tumor otak selama setahun.
Dalam beberapa bulan sebelum wafatnya, Kasino sempat berbagi pengalaman dan cerita dengan fansnya. Dengan demikian, Kasino tidak pernah kehilangan kesadaran diri sebagai seniman. Ia tetap menjadi orang yang tidak penting dan memiliki banyak keresahan dalam hidup.
Saya: Firmansah Surya Khoir
Visual Designer: Al Afghani
Bukan seorang kutu buku yang pandai beretorika seperti kawan-kawan lain. Bukan juga aktivis yang gemar demo sana-sini. Hanya seorang yang tidak penting dan memiliki banyak keresahan dalam hidup. Seorang yang ingin mengalihkan keresahan tersebut menjadi sebuah karya yang ciamik.
Fans Leo Messi sejak belum punya KTP yang katanya elektronik.