Sukiyaki: Lagu Jepang Yang Menyimpan Kenangan Sedih

Sukiyaki: Lagu Jepang Yang Menyimpan Kenangan Sedih

Lagu Sukiyaki, yang dinyanyikan oleh Kyu Sakamoto dan menjadi sangat populer di dunia, ternyata memiliki makna yang lebih dalam dari apa yang tampak pada permukaan. Lagu ini berjudul Ue o muite arukō (Mari Berjalan Sambil Melihat Ke Atas) dan sebenarnya adalah lagu sedih.

Lagu Sukiyaki menjadi sangat populer di tahun 1963 dan menjadi hit internasional. Namun, bagi mereka yang tidak paham terhadap arti liriknya, lagu ini terdengar seperti lagu gembira. Tapi, sebenarnya, lagu ini memiliki makna yang lebih dalam dan memang memiliki kesedihan.

Pada tanggal 12 Agustus 1985, Kyu Sakamoto meninggal dunia dalam kecelakaan pesawat 123 Japan Airlines di puncak Gunung Osutakayama, menewaskan 520 orang. Lagu Sukiyaki menjadi salah satu lagu yang paling populer dan paling dicintai oleh Kyu Sakamoto.

Namun, bagaimana jika kita memiliki makna lain tentang lagu ini? Bagaimana jika kita memiliki versi lain dari lagu Sukiyaki? Sebuah pertanyaan yang memang menarik perhatian.

Dalam artikel ini, saya akan berbagi dengan Anda tentang sebuah lagu Jepang yang berjudul Kasino Nyanyi, yang memiliki makna yang sangat berbeda dengan lagu Sukiyaki. Lagu ini dinyanyikan oleh pelawak kasino dan memiliki lirik yang sangat aneh.

Lagu Kasino Nyanyi memiliki makna yang sangat berbeda dengan lagu Sukiyaki. Sementara lagu Sukiyaki memiliki makna yang sedih, lagu Kasino Nyanyi memiliki makna yang lebih sebagai kode-kode yang dijukan ke Dono agar terus mengawasi calon korban.

Lagu ini dinyanyikan oleh pelawak kasino dan memiliki lirik yang sangat aneh. Liriknya seperti berikut:

"Malam….
Koe wambooo, harukooo,
Namidana, kodoreee, narioooo,
Omeratsuuu, natsunohiii
Yang baju merah jangan sampe lepas
Siawasiwa….

(Tiba-tiba 2 waria menghampiri Kasino)
Banci 1 : Lagunya baru?
Kasino : Cerewet
Banci 2 : Kasetnya dah beredar, Om?
Kasino : Ntar gue tabok lu ye, gue heran gue jadi lupa.
. Gara-gara banci gue mesti masuk ref lagi.

Siawasiwa uono ueni
Yang baju merah jangan sampe lepas
Lu jangan liat cewe, ntar buronannya lepas.

(Dono : Lagu apaan tuh?)
Ini lagu gue boleh mengarang sendiri
(Dono : Malu-maluin)
Nyanyian kode, nyanyian kode
(Dono : Kode buntut)
Buntut pale lu, buntut pale lu

Siawasiwa uono ueni
Lu jangn godain cewe ajah
Lu bego kagak ngerti
Gue nyaniin kode
Kode-kode, tak baik kode, tak baik kode
De… kode… kode…"

Lagu Kasino Nyanyi menjadi sangat populer di kalangan masyarakat Jepang dan memiliki makna yang sangat berbeda dengan lagu Sukiyaki. Lagu ini terdengar seperti lagu gembira bagi mereka yang tidak paham terhadap arti liriknya, tapi sebenarnya adalah lagu yang memiliki makna lebih dalam.

Lagu Sukiyaki dan Kasino Nyanyi menjadi dua contoh bahwa lagu Jepang memiliki makna yang sangat berbeda dengan apa yang tampak pada permukaan. Lagu-lagu Jepang ini memiliki makna yang lebih dalam dan memang memiliki kesedihan.