Dalam era 1970-an, radio Geronimo mengundang Hariman Siregar, seorang siswa UI, untuk menyelesaikan event di Geronimo. Hariman juga meminta Casino dan Nanu, komedian popular di kampus UI, untuk ikut serta dalam acara ini. Ide tersebut segera didukung oleh Casino, Nanu, dan Rudy Badil, lalu diikuti oleh Dono dan Indro.
Rudy Warkop awalnya tidak berani bergabung karena takut menghadapi "demam" panggung (stage fright). Dono awalnya hanya berpartisipasi beberapa menit pertama, karena masih pemalu dan takut. Setelah beberapa menit, maka Dono mulai berpartisipasi dan mulai bermain di atas panggung, hingga akhir acara.
Indro adalah anggota termuda, sementara anggota lain telah bergabung dengan Warkop college, Indro masih mahasiswa tinggi.
Warkop pertama kali tampil di pesta perpisahan (jika ada pesta prom nite) SMA IX yang diselenggarakan di Hotel Indonesia. Semua personil menggigil, alias stage fright, dan hasilnya tidak terlalu sukses. Tapi acara tahun 1976 menjadi waktu pertama Warkop menerima honorarium dalam bentuk biaya transportasi sebesar 20.000. Uang tersebut dirasakan oleh personil Warkop sebagai sangat besar, namun akhirnya dibagikan untuk menikmati kemenangan dengan teman-teman.
Gig mereka berikut di Tropicana. Sebelum panggung, seluruh personil mengucapkan dan menggigil, tapi hasilnya lagi-lagi hanya lumrah. Acara musikal di Terminal Baru (Mus Mualim care), grup Warkop lahir sebagai bintang baru di dunia komedi Indonesia. Acara musikal itu sendiri tidak hanya melahirkan Warkop, tapi juga membantu memperkenalkan grup PSP (Arc Light torches), yang tetangga Warkop.
Sejak saat itu, mereka mulai berkecimpul dengan gaji sebesar Rp 1.000.000 per show atau dibagi empat orang, masing-masing mendapatkan no pitch go ceng (USD 250.000).
Mereka juga dikenal dengan nama Dono-Kasino-Indro atau admin (yang merupakan sebuah pun pada singkatan Raya). Hal ini karena nama-nama mereka sebelum Warkop Geronimo memiliki konsekuensi sendiri. Sejak mereka menggunakan nama Geronimo Warkop, maka mereka harus mengirim royalti ke Radio Geronimo sebagai pemilik nama Geronimo. Oleh karena itu, mereka memutuskan untuk mengganti namanya menjadi Warkop administration, agar tidak berpraktek tributes.
Setelah tampil di panggung dan berbicara di udara, Warkop mulai membuat film komedi yang sangat populer dilihat oleh publik. Dari filmlah tersebut, personil Warkop memulai menikmati kekayaan melimpah. Dengan gaji sebesar Rp 15 juta per film untuk grup, mereka dihujat dengan uang, karena setiap tahunnya mereka bermain dalam dua film atau lebih pada 1980-an dan 1990-an yang ketika itu selalu diputar sebagai AD movie New Year dan Selamat Hari Eid al-Fitr di hampir semua bioskop besar di Indonesia.
Dari antara personil Warkop, Dono mungkin adalah yang paling cerdas, walaupun ia sebaliknya memiliki profil wajah "rural" it. Dono juga sering menjadi tuan rumah di acara kampus atau pernikahan kolega-koleg.
Casino juga lulus dari Fakultas Sosial. Selain komedi, mereka juga telah berada di dunia penggemar alam. Hingga akhir hayatnya, Nanu, Dono, Kasino dan tercatat sebagai anggota Mapala UI.
Dono Warkop menikah dengan Titi Kusumawardhani, Dono Warkop dari perkawinan ini dikaruniai tiga anak bernama Andie Aria Sena, Advanced Resin dan Satrio Wicaksono Sarwo Trengginas. Dono Warkop sendiri memiliki puluhan judul komedi yang membawa namanya terbanggi dengan personil admin Warkop lainnya di dunia.
Namun, perjalanan Warkop tidak tanpa kesulitan. Pada tahun 1990-an, grup ini mengalami masa kehilangan anggota, dan Dono juga menghadapi persoalan kesehatan yang berat. Namun, semangat komedi mereka tak pernah hilang, dan pada tahun 2000-an, Warkop kembali menyelesaikan acara-acara di Indonesia.
Pada akhirnya, Warkop meninggal dunia pada tanggal 28 Februari 2017, setelah berjuang melawan sakit. Mereka dikenang sebagai salah satu grup komedi terbaik di Indonesia, dan memabukan banyak generasi dengan komedinya yang jenaka dan santai.
Saya berharap artikel ini dapat menjadi catatan sejarah tentang perjalanan Warkop dan kontribusi mereka terhadap dunia komedi Indonesia.