Mengurai Makna dan Hoaks dalam Era Digital

Mengurai Makna dan Hoaks dalam Era Digital

Dalam era digital, informasi dan hoax (bohong) memiliki kemampuan untuk menyebar dengan cepat dan luas. Beberapa contoh kasus hoaks yang terkini adalah video "Nenek Berumur 230 Tahun" dan rekaman suara pertengkaran Ferdy Sambo dan istrinya, serta video "Microchip Ditanam di Tubuh".

Video "Nenek Berumur 230 Tahun"

Sebuah unggahan video yang menjadi viral di media sosial menampilkan seorang nenek berumur 230 tahun. Namun, berdasarkan penelusuran ANTARA, video tersebut bukanlah rekaman nyata dari nenek tersebut. Sebenarnya, suara yang muncul pada unggahan Twitter itu merupakan suara dari adegan serial "Layangan Putus" yang ditayangkan WeTV. Dengan demikian, klaim tentang rekaman pertengkaran Ferdy Sambo dan istrinya di Magelang seperti terdapat pada unggahan di Twitter itu merupakan kabar bohong atau hoaks.

Rekaman Suara Pertengkaran Ferdy Sambo dan Istrinya

Unggahan lain yang menjadi viral di media sosial menampilkan rekaman suara pertengkaran Ferdy Sambo dan istrinya, Putri Candrawathi. Namun, berdasarkan penelusuran ANTARA, rekaman tersebut bukanlah rekaman nyata dari Ferdy Sambo dan istrinya. Sebenarnya, suara yang muncul pada unggahan Twitter itu merupakan suara dari adegan serial "Layangan Putus" yang ditayangkan WeTV. Dengan demikian, klaim tentang rekaman pertengkaran Ferdy Sambo dan istrinya di Magelang seperti terdapat pada unggahan di Twitter itu merupakan kabar bohong atau hoaks.

Video "Microchip Ditanam di Tubuh"

Sebuah unggahan Facebook menampilkan video yang berasal dari konten platform TikTok. Video itu menyatakan seorang warga Indonesia menanam microchip di bagian tubuhnya. Namun, berdasarkan penelusuran ANTARA, video tersebut bukanlah rekaman nyata dari seseorang yang melakukan vaksinasi COVID-19. Sebenarnya, konten video itu sudah diunggah pada kanal YouTube Yudi Chang pada 24 Agustus 2020, sebelum terjadi pandemi COVID-19.

Dalam era digital, kita harus lebih selektif dalam menyerap informasi dan menjadi pelapis informasi yang akurat. Dengan demikian, kita dapat mengurangi penyebaran hoaks dan menjaga kualitas informasi yang kita distribusikan.

Kesimpulan

Hoaks adalah masalah serius di era digital, karena dapat menyebabkan kepanikan dan kerugian besar bagi masyarakat. Oleh karena itu, kita harus menjadi pelapis informasi yang akurat dan selektif dalam menyerap informasi. Dengan demikian, kita dapat mengurangi penyebaran hoaks dan menjaga kualitas informasi yang kita distribusikan.