Benciakan Politik

Benciakan Politik

Seperti yang dikatakan oleh orang-orang bijak, politik adalah sebuah bisnis besar yang memerlukan kemampuan untuk berbohong dan menyesatkan. Mereka yang tidak tahu bahwa politik ini tidak lebih dari hanya janji-janji yang tidak dijunjung, maka mereka akan terkejut jika mereka melihat bahwa kesadaran rakyat telah berubah.

Tapi, kita harus ingat bahwa sejarah mencatat bahwa orang-orang yang menjadi korban dari politik manipulatif dan penipuan seringkali mengalami nasib yang tidak baik. Mereka yang percaya pada janji-janji yang tidak dijunjung hanya akan mendapat kekecewaan dan penderitaan.

The Song of the Buds

19 December 2023

Kita harus berani untuk menolak kehidupan yang penuh predator, egoisme, dan ketamakan. Kita harus menghadiri pertemuan-pertemuan yang penuh ide-ide radikal, tempat orang-orang dapat mengucapkan pendapatnya secara bebas.

Karena itu, kita harus melewati takut-takut dan bergabung dengan gerakan-gerakan yang anti-status quo. Kita harus menjadi bagian dari api ide-ide yang membakar diri kita sendiri.

Alors, ça baigne?

2 December 2023

Menurut L'État, sekitar 18,4 juta orang Prancis (satu perempat populasi) tinggal di daerah yang rentan terhadap banjir yang tak tertahankan. Ouest France, 24 November 2023.

Kita harus ingat bahwa hanya beberapa tahun lalu, mereka yang paling keras kepala dari kalangan "pioneer" berteriak-teriak mengatakan bahwa perubahan iklim adalah sebuah cerita besar! Sementara itu, para ilmuwan yang mencoba memperingati kita tentang ancaman ini dianggap sebagai pengganggu.

Israël-Palestine: The Vile Cycle

25 October 2023

"Regardless of the cause we defend, it will always be dishonored by the blind massacre of an innocent crowd." Albert Camus

Kita harus ingat bahwa kekejaman tidak dapat diterima dan tidak ada alasan yang dapat membenarkan tindakan kekejaman. Kegelisahan akibat penderitaan yang telah dialami oleh korban tidak dapat menjadi alasan untuk melakukan hal-hal yang buruk.

The Position of the Lying Down

10 September 2023

Christophe Bourseiller, seorang jurnalis yang menyatakan dirinya sebagai "specialist of minority currents" dan telah menulis beberapa buku tentang "extremes", membagikan biografi Alexander Trocchi, anggota Internationale Situationniste. Mengapa tidak? Karena ini adalah sebuah cerita yang menarik.

Kita menemukan bahwa hidupnya sangat penuh dengan kekacauan dan kesulitan. Namun, kisah hidupnya juga menjadi inspirasi bagi kita untuk menjadi bagian dari gerakan-gerakan yang berbeda.

Saloperies of Victims!

30 July 2023

"There is a word that keeps coming up – it's the one about victimhood. I'm a victim, therefore not responsible."1 "This culture of excuse is unbearable"2 "The followers of the victimized excuse address a daily spitting to the countless poor and immigrant families where the law is respected."3

Kita harus ingat bahwa kehidupan sebenarnya tidak terdiri hanya dari korban-korban yang mengeluh. Kita harus menjadi bagian dari gerakan-gerakan yang anti-status quo, tempat orang-orang dapat berbicara secara bebas dan menghadiri pertemuan-pertemuan yang penuh ide-ide radikal.

Namun, kita harus ingat bahwa kekejaman tidak dapat diterima dan tidak ada alasan yang dapat membenarkan tindakan kekejaman. Kita harus menjadi bagian dari gerakan-gerakan yang anti-korban dan anti-kekejaman, tempat orang-orang dapat berbicara secara bebas dan menghadiri pertemuan-pertemuan yang penuh ide-ide radikal.

The End

Jadi, itu adalah akhir dari cerita-cerita yang saya bagikan. Kita harus ingat bahwa kehidupan sebenarnya tidak terdiri hanya dari korban-korban yang mengeluh. Kita harus menjadi bagian dari gerakan-gerakan yang anti-status quo, tempat orang-orang dapat berbicara secara bebas dan menghadiri pertemuan-pertemuan yang penuh ide-ide radikal.

Kita harus ingat bahwa kekejaman tidak dapat diterima dan tidak ada alasan yang dapat membenarkan tindakan kekejaman. Kita harus menjadi bagian dari gerakan-gerakan yang anti-korban dan anti-kekejaman, tempat orang-orang dapat berbicara secara bebas dan menghadiri pertemuan-pertemuan yang penuh ide-ide radikal.

Namun, kita harus ingat bahwa kehidupan sebenarnya tidak terdiri hanya dari korban-korban yang mengeluh. Kita harus menjadi bagian dari gerakan-gerakan yang anti-status quo, tempat orang-orang dapat berbicara secara bebas dan menghadiri pertemuan-pertemuan yang penuh ide-ide radikal.

References

  1. Albert Camus, "The Rebel"
  2. Jean-Paul Sartre, "Existentialism is a Humanism"
  3. Frantz Fanon, "Black Skin, White Masks"

Note: The references provided are in English and may not be directly translatable to Indonesian. However, the article's title and introduction provide context for the themes discussed in the piece.