Dalam beberapa tahun terakhir, game theory telah menjadi sangat populer di kalangan pemain poker. Banyak buku dan kursus online sekarang menawarkan materi mengenai game theory untuk para pemain poker. Mungkin saja, akhirnya, komputer akan dapat menemukan strategi Nash equilibrium untuk permainan poker sebagai whole (i.e. "membatalkan" poker). Teknologi Artificial Intelligence (AI) sedang dikembangkan untuk mencapai tujuan ini.
Contohnya, AI poker software bernama PokerSnowie dan Libratus telah dibuat dengan menggunakan algoritma yang dirancang untuk mendekati Nash equilibrium. Libratus bahkan dapat mengalahkan empat profesional poker dalam pertandingan 120,000 hand Brains vs. AI sepanjang 20 hari.
Namun, game theory tidak memiliki semua jawaban untuk pemain poker manusia. Game theory bekerja paling baik melawan lawan yang kuat, karena strategi Nash equilibrium hanya maksimumkan kemenangan Anda ketika kompetitor lainnya "rasional". Dalam permainan melawan pemain rekreasi yang membuat kesalahan sistematis (seperti tidak mengebuk cukup), menggunakan strategi Nash-type tidak berarti Anda tidak mencapai kemenangan terbaik. Hal ini telah memicu debat besar dalam dunia poker tentang apakah Anda seharusnya bermain dengan strategi Nash-based atau exploitative (involving systematic deviations that can be exploited by good players, leaving you vulnerable, but that help you win more against weaker players).
Dalam kenyataan, tidak ada konflik yang signifikan di sini. Pemain poker yang baik memerlukan baik strategi Nash dan exploitative. Game theory memberikan dasar dari mana untuk beradaptasi, seperti teori ekonomi tradisional dengan konsumen rasional yang menjadi dasar bagi teori ekonomi behavioral yang kemudian menyesuaikan diri dengan bias yang umum ditunjukkan oleh manusia.
Tentang Masa Depan
Kisah game theory dalam dunia poker menjadi pelajaran tentang manfaat model ekonomi tradisional. Meski game theory tidak dapat mengumpulkan setiap detail permainan, itu masih dapat memberikan wawasan praktis – seperti model merger, misalnya, untuk regulator kompetisi.
Namun, poker mungkin juga menunjukkan masa depan bagi ekonom. Sementara game theory dengan asumsi kuat bahwa pemain "rasional" tidak selalu bagus menjelaskan cara manusia bermain poker di masa lalu, itu mungkin bagus menjelaskan permainan poker tinggi-stakes sekarang dan sangat bagus menjelaskan bagaimana dua program AI poker bermain melawan satu sama lain. AI players telah dibuat untuk menirukan teori ekonomi atau mengajar diri sendiri untuk beroperasi dalam cara yang memuaskan teori ekonomi.
Jika AI memuaskan asumsi idealis model ekonomi lebih baik daripada manusia, dan AI mulai memainkan peran lebih besar dalam pengambilan keputusan konsumen dan firma (misalnya, dengan mengarahkan pilihan belanja konsumen dan menetapkan harga untuk firma), maka mungkin model ekonomi tentang merger, auction, collusion, dan diskriminasi harga akan lebih baik menjelaskan ekonomi yang didominasi AI daripada ekonomi yang didominasi manusia?
Namun, kita harus waspada dalam membuat kesimpulan. Poker mungkin tidak menjadi contoh yang bagus untuk diangkat, dan AI mungkin tidak akan memainkan peran lebih besar dalam pengambilan keputusan konsumen dan firma. Sementara AI sangat baik digunakan pada situasi dengan jumlah data yang besar, seperti dalam permainan Chess dan Go, banyak "real life" decision-making jauh lebih kompleks dan dinamis.
Dalam kenyataan, AI tidak akan akurat ketika memiliki data terbatas atau ketika aturan permainan berubah (firma baru masuk ke pasar, cita rasa konsumen berubah, dst.). Kita harus menunggu dan melihat apakah "game theory revolution" dalam poker menjadi tanda-tanda masa depan dalam ekonomi yang nyata…atau jika ekonom memang hanya bluffing.