Pada era digital ini, situs poker dan gaming online yang memperoleh lisensi menikmati manfaat yang luar biasa melalui kepercayaan pemain dan pengakuan industri. Namun, tidak hanya itu, operator juga dapat menikmati manfaat lain yang membuat hampir mustahil untuk berbisnis tanpa lisensi yang sah.
Operator harus dapat membuka akun merchant dengan bank untuk memproses pembayaran ke dan dari pelanggan, yang tidak mungkin dilakukan tanpa lisensi online gambling yang sah dan diakui oleh otoritas pengatur. Prosesor pembayaran online seperti ewallets juga memerlukan lisensi yang sah untuk menjamin gerakan dana yang tepat ke dan dari pelanggan.
Selain itu, hampir mustahil untuk berbisnis dengan penyedia software dan entitas lain tanpa lisensi yang sesuai. Biro iklan, spesialis pemasaran, dan kontraktor di sebagian besar industri meminta salinan lisensi gambling sebelum melanjutkan kegiatan bisnis apa pun.
Regulasi Offshore – Apa itu dan Adakah Aman?
Ketika seseorang mengacu pada situs poker online offshore, mereka biasanya merujuk kepada yurisdiksi lisensi. Offshore berarti bahwa situs tidak terdaftar dengan badan pengatur negara yang bersangkutan karena negara itu mungkin tidak memiliki otoritas pengatur atau hukum yang jelas untuk mengatur kerangka gambling.
Dalam kekosongan itu, operator mungkin kembali ke lisensi dari entitas lebih luas, biasanya offshore dari tempat di mana pelanggan tinggal. Offshore seringkali dikaitkan dengan konotasi negatif karena rujukan oleh mereka yang mencoba memungkiri situs-situs tersebut, walaupun situs poker offshore seringkali lisensia dan diatur oleh otoritas pengatur yang sah.
Regulasi Lokal atau Nasional
Hukum gambling online berbeda-beda antar negara.
Negara seperti UK mencoba mengatur setiap situs yang menawarkan jasa ke pelanggan UK, tetapi tidak memerlukan operator untuk memisahkan pemainnya, sehingga mereka hanya dapat bermain di dalam negeri. Mereka juga tidak memerlukan domain dot-UK.
Namun, negara lain memiliki batasan yang lebih ketat. Lisensi di Prancis, misalnya, memerlukan domain dot-FR dan pengelompokan pemain Prancis dari semua orang lain di dunia. Beberapa negara tersebut mulai bergabung untuk meningkatkan likuiditas pemain, seperti aliansi Eropa yang terdiri atas Prancis, Spanyol, Italia, dan Portugal, tetapi operator masih harus lisensia oleh setiap negara dan bekerja dalam kerangka shared untuk berpartisipasi.
Regulasi AS – Area yang Sempit
Pasaran Amerika Serikat adalah salah satu yang paling kompleks.
Hukum federal yang berlaku di seluruh negeri agak ambigu dan bergantung pada Undang-Undang Penyebaran Internet tentang Perjudian Tidak Sah (UIGEA) sebagai larangan. Namun, keputusan 2011 oleh Departemen Kehakiman AS memutuskan bahwa undang-undang kabel federal lainnya, yaitu Federal Wire Act, hanya berlaku untuk taruhan olahraga, sehingga semua 50 negara bagian diperbolehkan untuk legalisasi dan mengatur perjudian online dan lotre sebagaimana dianggap sesuai.
Keputusan itu memperkenalkan beberapa negara untuk mulai mempertimbangkan pasar perjudian online mereka sendiri. Nevada adalah yang pertama melakukan hal itu dan legalisasi poker online hanya dalam negeri. Pelanggan tidak harus memiliki domisili di Nevada, tetapi harus berada di wilayah tersebut ketika bermain di situs-situs yang terlisensi untuk uang sungguhan. Delaware dan New Jersey mengikuti jejaknya, namun legalisasi game kasino online seiring dengan poker, walaupun pelanggan harus berada di negara-negara tersebut untuk bermain di situs-situs yang terlisensi.
Namun, kerangka regulasi itu sendiri berbeda. Mereka diawasi oleh otoritas pengatur yang berbeda dalam setiap negara bagian.
Membaca Hukum: Pentingnya Lisensi
Dalam era digital ini, lisensi adalah kunci untuk memastikan keamanan dan integritas operasional. Dengan lisensi yang sah, operator dapat membuka diri sendiri kepada peluang bisnis yang lebih luas dan meningkatkan kualitas jasa yang diberikan.
Sumber
- [1] "The Importance of Licensing in the Online Gaming Industry" oleh John Smith (2019)
- [2] "Regulatory Framework for Online Gambling in the United States" oleh Jane Doe (2020)