Dalam dunia perfilman, terkadang kita menemukan film-film yang menghadirkan kejadian-kejadian di masa lalu pengaruh direktur. Salah satu contohnya adalah film "The Poker House" tahun 2008, yang disutradarai oleh Lori Petty dan bermain Jennifer Lawrence dalam peran Agnes.
Film ini berlatar belakang pada tahun 1970-an, saat Agnes, seorang gadis remaja, harus mengurus dua adiknya, Bee dan Cammie, setelah ibunya, Sarah, menjadi prostitusi untuk membiayai hidup mereka. Sarah, seorang wanita yang menghidupkan diri dengan alkohol dan obat-obatan, tidak dapat melindungi anak-anaknya dari kekejaman Duval, pimp-nya.
Dalam film ini, kita disajikan dengan hari-hari penuh kepedihan dan keterpurukan Agnes, yang harus menghadapi berbagai kesulitan dalam hidup. Mereka tinggal di rumah yang dikenal sebagai "Poker House", tempat para pimp dan kriminal datang untuk bermain poker dan membeli seks.
Jennifer Lawrence memainkan peran Agnes dengan sangat baik, sehingga memenangkan penghargaan Outstanding Performance Award pada Los Angeles Film Festival. Selama film, kita melihat bagaimana Agnes harus menghadapi Duval, pimp-nya, yang menjalani abusi terhadap ibunya. Kita juga melihat bagaimana Agnes mencoba untuk melindungi adik-adiknya dari kekejaman Duval.
Film ini juga menampilkan permainan basket Agnes, yang menjadi salah satu moment yang paling berkesan dalam film. Dalam adegan tersebut, Agnes memutuskan 27 poin di paruh kedua, sebuah rekor yang bertahan beberapa tahun kemudian.
Sementara The Poker House menerima ulasan campur-campur dari kritikus film, namun film ini masih dapat memberikan kesan yang kuat dan berpengaruh terhadap penonton. Dengan Jennifer Lawrence sebagai Agnes, film ini menjadi salah satu contoh bagaimana kepedihan dan keterpurukan dapat dihadirkan melalui cerita.
Kesan Film
Film "The Poker House" mempunyai kesan yang kuat dan berpengaruh terhadap penonton. Dengan Jennifer Lawrence sebagai Agnes, film ini menjadi salah satu contoh bagaimana kepedihan dan keterpurukan dapat dihadirkan melalui cerita.
Dalam film ini, kita disajikan dengan hari-hari penuh kepedihan dan keterpurakan Agnes, yang harus menghadapi berbagai kesulitan dalam hidup. Mereka tinggal di rumah yang dikenal sebagai "Poker House", tempat para pimp dan kriminal datang untuk bermain poker dan membeli seks.
Jennifer Lawrence memainkan peran Agnes dengan sangat baik, sehingga memenangkan penghargaan Outstanding Performance Award pada Los Angeles Film Festival. Selama film, kita melihat bagaimana Agnes harus menghadapi Duval, pimp-nya, yang menjalani abusi terhadap ibunya. Kita juga melihat bagaimana Agnes mencoba untuk melindungi adik-adiknya dari kekejaman Duval.
Film ini juga menampilkan permainan basket Agnes, yang menjadi salah satu moment yang paling berkesan dalam film. Dalam adegan tersebut, Agnes memutuskan 27 poin di paruh kedua, sebuah rekor yang bertahan beberapa tahun kemudian.
Sementara The Poker House menerima ulasan campur-campur dari kritikus film, namun film ini masih dapat memberikan kesan yang kuat dan berpengaruh terhadap penonton. Dengan Jennifer Lawrence sebagai Agnes, film ini menjadi salah satu contoh bagaimana kepedihan dan keterpurukan dapat dihadirkan melalui cerita.
Kesan Umum
Film "The Poker House" memiliki kesan yang kuat dan berpengaruh terhadap penonton. Dengan Jennifer Lawrence sebagai Agnes, film ini menjadi salah satu contoh bagaimana kepedihan dan keterpurukan dapat dihadirkan melalui cerita. Film ini juga menampilkan permainan basket Agnes, yang menjadi salah satu moment yang paling berkesan dalam film.
Sementara The Poker House menerima ulasan campur-campur dari kritikus film, namun film ini masih dapat memberikan kesan yang kuat dan berpengaruh terhadap penonton. Dengan Jennifer Lawrence sebagai Agnes, film ini menjadi salah satu contoh bagaimana kepedihan dan keterpurukan dapat dihadirkan melalui cerita.