Keterlambatan Pemahaman Tentang Alkohol Selama Kehamilan

Keterlambatan Pemahaman Tentang Alkohol Selama Kehamilan

Pernahkah Anda mendengar mitos bahwa alkohol dengan kadar rendah tidak berbahaya untuk janin? Namun, hal itu tidak benar. Alkohol dengan kadar apapun dapat menimbulkan efek samping pada bayi yang dikandung.

Menurut World Health Organization (WHO), alkohol adalah penyebab terbesar dari defisiensi mental dan anomalia kongenital. Kondisi ini dikenal sebagai Fetal Alcohol Spectrum Disorders (FASD). Selain FASD, alkohol juga dapat menimbulkan disfungsionalitas yang lebih halus, seperti malformasi wajah dan/atau organ lainnya, serta gangguan perkembangan otak.

Gravida dapat mengkonsumsi minuman dengan kadar alkohol rendah atau "zero alkohol". Namun, mitos bahwa minuman tersebut aman tidak benar. Menurut Undang-Undang Brasil, minuman "zero alkohol" hanya boleh berisi maksimal 0,5% alkohol. Namun, penelitian internasional menunjukkan bahwa minuman tersebut dapat mengandung kadar alkohol yang lebih tinggi daripada yang tertera pada label.

Kombucha adalah minuman lain yang perlu diwaspadai. Minuman ini dibuat dengan menggunakan chá, gula, dan kultur levedura dan bakteri. Namun, jika proses produksinya tidak diperhatikan, maka alkohol dapat terkumpul dalam jumlah yang signifikan. Oleh karena itu, minuman tersebut tidak boleh dikonsumsi selama kehamilan.

Selain FASD, ada juga risiko TDAH (Transtorno de Déficit de Atenção com Hiperatividade) dan gangguan kognitif lainnya pada anak yang dilahirkan dari ibu yang konsumsi alkohol selama kehamilan. Oleh karena itu, sangat penting untuk menghindari penggunaan alkohol selama kehamilan.

Dalam situasi seperti ini, informasi yang tepat dan pendidikan tentang bahaya alkohol selama kehamilan dapat membantu mencegah kerusakan permanen pada bayi. Oleh karena itu, sangat penting untuk menyebarluaskan informasi ini kepada ibu hamil dan calon ibu hamil.

Sumber:
Helenilce de Paula Fiod Costa, President of the Nucleo of Studies on the Effects of Alkohol on Pregnant Woman, Fetus and Newborn (SAF) of the São Paulo Pediatric Society.

Leave a comment