Chaos, sebuah kata yang memiliki konotasi negatif bagi kita. Namun, dalam konteks pembuatan serinya KAOS, Charlie Covell, penulis dan pengembang cerita, justru memandang chaos sebagai sumber inspirasi positif. Covell, seorang penggemar mitologi Yunani sejak awal usia, telah mengkombinasikan elemen-elemen klasik dengan budaya populer yang ia sukai.

Covell tidak asing dengan dunia brutal dan ireverent, karena ia juga menciptakan seri YA The End of the F***ing World yang memenangkan dua BAFTA. Dalam KAOS, Covell memilih untuk menggabungkan mitos Yunani dengan elemen-elemen populer seperti Percy Jackson series, Romeo + Juliet karya Baz Luhrmann, serta gaya grafis Chuck Forsman.

"Dengan demikian, cerita-cerita saya selalu tentang hal-hal yang timeless seperti cinta, kekuasaan, dan kematian, serta keluarga-keluarga yang dysfunction," kata Covell. "Dan itu selalu lucu dalam benak saya."

Dalam KAOS, Goldblum akan memerankan Zeus, dewa dengan kebiasaan makan al fresco dan kemampuan membuat api. Sementara manusia di bawahnya harus menghadapi penderitaan kematian. Apakah akhirnya saatnya untuk melanggar hukum para dewa?

Untuk mengetahui lebih lanjut tentang KAOS, Anda dapat menonton adegan-adegan terbaru yang telah dirilis. Seri ini akan tayang di Netflix pada tanggal 29 Agustus. Sampai saat itu, Anda dapat tetap mengikuti berita-berita KAOS di Tudum untuk memantau perkembangan cerita.

Apa yang harus Anda tahu tentang KAOS

• KAOS bukan hanya sekadar seru, namun juga menggabungkan mitos Yunani dengan budaya populer.
• Charlie Covell, penulis dan pengembang cerita, telah menciptakan seri YA The End of the F***ing World yang memenangkan dua BAFTA.
• Dalam KAOS, Goldblum akan memerankan Zeus, dewa dengan kebiasaan makan al fresco dan kemampuan membuat api.
• Seri ini akan tayang di Netflix pada tanggal 29 Agustus.

Seri-siri Dramatis yang Layak Dinonton

Jika Anda menyukai seri-seri dramatis seperti The Crown atau Bridgerton, maka Anda harus menonton beberapa serial yang tersedia sekarang.