Sistem Saldo Untung dan Dampaknya terhadap Masyarakat Jawa pada Era Kolonial Belanda

Sistem Saldo Untung dan Dampaknya terhadap Masyarakat Jawa pada Era Kolonial Belanda

Pada tahun 1860-an, Nederlands-Indie benar-benar menjadi sasaran pembahasan untuk perwakilan rakyat. Dengan UU Gula 1870, penarikan bertahap pemerintah Hindia-Belanda dari budi daya gula pun disahkan, sementara UU Agraria 1870 menjamin kepemilikan tanah penduduk asli Indonesia, sementara lahan liar bisa dipergunakan untuk sewa jangka panjang. Hal itu mengakhiri sistem tanam paksa.

Pada awalnya, liberalisasi tampak menguntungkan penduduk Jawa, namun pengaturan atas modal yang terbatas untuk mewujudkan investasi memastikan bahwa hal itu menjadikannya tidak dapat bersaing di Eropa. Conrad Theodore van Deventer memperjuangkannya pada tahun 1899 dalam artikel Een ereschuld di majalah De Gids untuk membayarkan kembali saldo untung sebesar 187.000.000 gulden kepada Hindia sejak diberlakukannya UU Transaksi Hindia pada tahun 1867.

Meskipun tampaknya besar, hal itu tampaknya tak pernah terjadi. Oleh Menteri Idenburg, utang Hindia sebesar 40.000.000 gulden diambil alih pada tahun 1905. Selama masa itulah, politik etis dimulai, yang tujuannya adalah membentuk penduduk negeri jajahan sedemikian rupa sehingga dapat mandiri secara politik dan ekonomi.

Namun, di sini juga, kepentingan pribadi memainkan peran penting untuk Belanda. Hal ini tampaknya tercermin dalam penulisan sejarah oleh beberapa sarjana, seperti Blok DP (red) et al. 1977-1983 dan De Jong J. 1989.

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa sistem saldo untung memiliki dampak signifikan terhadap masyarakat Jawa pada era kolonial Belanda. Sistem ini memungkinkan pemerintah Hindia-Belanda mengumpulkan kekayaan dari sumber daya alam Indonesia, sehingga memungkinkan mereka untuk berinvestasi dan membangun infrastruktur yang lebih baik.

Namun, sistem saldo untung juga memiliki konsekuensi yang tidak diinginkan bagi masyarakat Jawa. Mereka menjadi korban dari kebijakan ekonomi Belanda yang memungkinkan mereka untuk mengumpulkan kekayaan dan meningkatkan kemampuan ekonomi, tetapi juga membuat mereka tergantung pada pemerintah Hindia-Belanda.

Dalam kaitannya dengan ini, penulis ingin menyoroti pentingnya mempelajari sejarah dan implikasinya terhadap masyarakat Jawa pada era kolonial Belanda. Dengan demikian, dapat diharapkan bahwa penulisan ini akan menjadi referensi yang berguna bagi para sarjana dan peminat sejarah.

Referensi:

  • Blok DP (red) et al. 1977-1983. Algemene Geschiedenis der Nederlanden. Haarlem: Fibula-Van Dishoeck.
  • De Jong J. 1989. Van batig slot naar ereschuld: de discussie over de financiële verhouding tussen Nederland en Indië en de hervorming van de Nederlandse koloniale politiek 1860-1900. Den Haag: SDU.
  • Sanjaya, Fransisca Krisna Adyanti. (2011). Pelaksanaan kebijakan ekonomi Batig Slot Politiek kolonial Belanda dan dampaknya bagi masyarakat Jawa tahun 1864-1867. Skripsi thesis, Sanata Dharma University.

Kata kunci: sistem saldo untung, masyarakat Jawa, era kolonial Belanda, kebijakan ekonomi.

Leave a comment