Jenis Development Environment yang Ada Saat Ini

Jenis Development Environment yang Ada Saat Ini

Karena fungsi Development Environment adalah untuk mengembangkan, menguji, dan mendebug aplikasi atau website, lingkungan ini memiliki berbagai jenis server. Tiap-tiapnya memiliki fungsinya sendiri, seperti:

  • Development server (server pengembangan) – lingkungan inti tempat developer membuat kode dan mengujinya langsung ke aplikasi. Server ini menyediakan hardware dan software standar untuk tugas-tugas terkait development, seperti pemrograman, desain, dan debugging.
  • Test server (server pengujian) – di environment ini, developer bisa mengidentifikasi dan mengatasi error yang mungkin memengaruhi alur kerja aplikasi dan pengalaman pengguna. Singkatnya, server ini memungkinkan developer mengecek apakah semua fungsi sudah berjalan sebagaimana mestinya.
  • Staging server (server staging) – membantu developer membuat produk duplikat untuk ditunjukkan kepada klien, tetapi bukan kepada pengguna. Dengan server staging, developer bisa melakukan perubahan yang diperlukan dan memastikan aplikasi bisa berjalan lancar pada server produksi. Misalnya, server WordPress staging environment bisa digunakan untuk memperbarui tema tanpa mengacaukan website yang sudah online.
  • Production server (server produksi) – juga dikenal sebagai live environment, aplikasi yang sudah masuk ke tahap ini berarti sudah bisa digunakan oleh para pengguna akhir. Meskipun produk di server ini sudah berfungsi dengan baik dan lulus semua tes, developer masih bisa mengujinya dan menambahkan fitur baru di langkah terakhir ini.

Kesimpulan

Selesai! Sekarang Anda sudah tahu apa itu Integrated Development Environment beserta contoh dan jenis-jenisnya. Di artikel ini, kami juga menjelaskan pengertian Development Environment atau lingkungan pengembangan secara mendasar.

Jadi, Development Environment secara umum mencakup seluruh area dari server pengembangan dan staging hingga produksi, sedangkan Integrated Development Environment hanya mengacu pada aplikasi yang digunakan untuk coding.

Setelah membaca artikel ini, semoga Anda bisa lebih memahami perbedaan antara Development Environment dan Integrated Development Environment. Kalau masih memiliki pertanyaan, tuliskan di kolom komentar di bawah ini, ya!

About the Author

Faradilla, yang lebih akrab disapa Ninda, adalah Content Marketing Specialist di Hostinger. Ia suka mengikuti tren teknologi, digital marketing, dan belajar bahasa. Melalui tutorial Hostinger ini, Ninda ingin berbagi informasi dan membantu pembaca menyelesaikan masalah yang dialami. Kenali Ninda lebih dekat di LinkedIn.

References

Tautan

Artikel ini dibuat untuk membantu Anda memahami konsep Development Environment dan jenis-jenis server yang ada. Jika Anda memiliki pertanyaan atau ingin mengetahui lebih lanjut, silakan tinggalkan komentar di bawah ini!

Leave a comment