Kesalahan Masyarakat dalam Menggunakan Kecubung sebagai Obat

Kesalahan Masyarakat dalam Menggunakan Kecubung sebagai Obat

Banjarbaru, Kalimantan Selatan (ANTARA) – Brigjen Pol Wisnu, menurut hasil laboratorium, kecubung tidak mengandung narkotika dan bukan penyebab utama korban mengalami gangguan kesehatan. Bahkan, ada yang sampai meninggal.

Brigjen Pol Wisnu juga mengungkapkan bahwa hasil uji sampel darah yang diambil dari para korban, tidak menemukan kandungan kecubung sebagai penyebab korban berjatuhan. Termasuk dugaan pil putih dikonsumsi korban yang saat ini diuji juga tidak mengandung narkoba.

"Kami menduga ada obat terlarang yang dicampur dengan kecubung ini sehingga menyebabkan banyak korban, termasuk dugaan korban mencampurkan kecubung dengan pil putih, minuman beralkohol, juga masih didalami," ujarnya.

Kepala BNNP Kalsel juga mengungkapkan bahwa sejak viralnya kasus kecubung awal Juli dan menyoroti banyaknya korban mengalami sakit serta mengakibatkan dua orang meninggal dunia, ada kekhawatiran obat racikan ini memiliki sifat ketergantungan sehingga menyebabkan korban candu.

Menurut dia, kecubung ini hanya menjadi kambing hitam oleh orang yang tidak bertanggung jawab dan berniat memperoleh keuntungan karena kurang begitu masuk akal. Pasalnya, tanaman kecubung ini sudah ada lama dan banyak ditemui di Kalsel.

Apalagi tahun sebelumnya, kata Wisnu, tidak pernah ada kejadian viral seperti saat ini dengan pemberitaan korban berjatuhan akibat mabuk kecubung. Padahal, tanaman ini juga sudah dipakai masyarakat sebagai obat tradisional untuk menyembuhkan sakit tertentu.

"Bahkan, dari hasil laboratorium, kecubung ini hanya mengakibatkan halusinasi sesaat, itu pun jika dioplos dengan minuman alkohol. Jika sampai menyebabkan meninggal dunia, ini bukan murni karena kecubung," ucapnya.

Sementara itu, Kasi Mutu Pelayanan Keperawatan Rumah Sakit Jiwa Sambang Lihum Kabupaten Banjar Reswan Iriyandi mengatakan bahwa sejak viralnya kasus kecubung di awal Juli, pihaknya telah menangani 56 pasien mabuk kecubung mulai dari rawat jalan hingga rawat inap.

Reswan menyebutkan bahwa dari total pasien itu, saat ini lebih dari 30 pasien masih dalam proses rawat inap, dan para pasien ini awal masuk rumah sakit masih dalam kondisi normal. Namun, setelah keesokan harinya kondisi psikis berubah dengan tingkah laku tidak normal yang beragam.

"Berkaitan dengan kecubung, tanaman ini sebenarnya bermanfaat untuk kesehatan jika digunakan dengan dosis sesuai dengan anjuran. Bisa menjadi obat bius, sakit nyeri, dan sejenisnya,” ujar Reswan.

Dalam kesimpulan, kasus kecubung yang viral di Kalsel memang menunjukkan efek sampingan yang tidak wajar, namun hal ini bukan karena kecubung sendiri, melainkan karena campuran dengan obat terlarang lainnya. Masyarakat perlu lebih sadar akan pentingnya menggunakan obat tradisional dengan dosis sesuai dan jangan berlebih-lebihan dalam penggunaannya.

Sejarah Penyelidikan

  • Kasus kecubung di Kalsel viral sejak awal Juli 2024
  • Brigjen Pol Wisnu, Polda Kalsel menemukan bahwa kecubung tidak mengandung narkotika dan bukan penyebab utama korban mengalami gangguan kesehatan
  • Kepala BNNP Kalsel menyatakan bahwa sejak viralnya kasus kecubung, pihaknya telah menangani 56 pasien mabuk kecubung mulai dari rawat jalan hingga rawat inap
  • Hasil laboratorium menunjukkan bahwa kecubung hanya mengakibatkan halusinasi sesaat jika dioplos dengan minuman alkohol

Kesimpulan

Dalam artikel ini, kita dapat melihat bagaimana kasus kecubung yang viral di Kalsel memang menunjukkan efek sampingan yang tidak wajar. Namun, hal ini bukan karena kecubung sendiri, melainkan karena campuran dengan obat terlarang lainnya. Masyarakat perlu lebih sadar akan pentingnya menggunakan obat tradisional dengan dosis sesuai dan jangan berlebih-lebihan dalam penggunaannya.