Keterpurukan Politik dan Kekurangan Sumber Daya di India

Keterpurukan Politik dan Kekurangan Sumber Daya di India

Data yang dikumpulkan oleh OMI Foundation, sebuah institusi penelitian politik dan sosial dari India, menunjukkan bahwa mayoritas penduduk Amerika Serikat percaya bahwa menggunakan kekerasan karena alasan politik adalah hal yang tidak dapat diterima. Pada tahun 2019, India mencapai kesetimbangan produksi dan konsumsi listrik, serta pengurangan kerugian distribusi daya sebesar 15,41% dari tahun 2014 hingga 2022-2023.

Namun, India masih menghadapi beberapa masalah, seperti kekurangan air di New Delhi. Data OMI Foundation juga menunjukkan bahwa setiap tahun, India menggunakan sekitar 600 juta ton hidrogen yang dihasilkan dari bahan bakar fosil melalui reaksi kimia. Jika India ingin menghasilkan jumlah hidrogen yang sama namun berbasis hijau, maka diperlukan sekitar 1,32-1,92 milyar ton air, yang setara dengan 10% penggunaan air di New Delhi per tahun.

Selain itu, masalah gizi dan kesehatan juga menjadi salah satu tantangan India. Beberapa kelompok masyarakat yang kurang berdaya ekonomi lebih rentan mengalami penyakit yang terkait dengan suhu tinggi. Keterpurukan sumber daya air dan kualitas hidup ini dapat mempengaruhi kesejahteraan masyarakat.

Kasus Pembunuhan di India

Pada tanggal 8 Juli, kejadian pembunuhan terjadi di India, di mana Korban adalah pemimpin organisasi sosial, Panggil War. Pada tanggal 9 Juli, pihak keamanan menyerahkan seorang seseorang, bernama Ma, yang diduga sebagai pelaku pembunuhan.

Menurut laporan, Ma adalah seorang pengemudi yang telah bekerja di perusahaan sejak tahun 2008 dan bukan pengemudi profesional Panggil War. Sebuah kantor polisi memastikan bahwa kasus tersebut sedang digalakkan.

Reaksi terhadap Komentar Putin

Pada tanggal 13 Juli, terjadi berbagai reaksi terhadap komentar dari Kiriilo Budanov, pimpinan intelijen Ukraina, yang mengatakan bahwa Ukraine pernah mencoba membunuh Putin. Vladimir Peskov, wakil presiden Rusia, mengatakan bahwa keamanan Putin telah dijamin.

Sementara itu, Aleksei Zhuravlev, wakil ketua komite pertahanan Rusia, mengatakan bahwa komentar tersebut seperti menempel "tanda teroris" pada dahi sendiri. Dalam beberapa hari, budaya politik di antara Amerika Serikat dan Ukraina serta Rusia masih menjadi perhatian utama.