Dalam analisis ini, kita akan menelaah sifat mode dari antena E-shaped yang dikembangkan dengan menggunakan algoritma Method of Moments (MoM) berbasis software. Figure 3 menunjukkan sudut karakteristik versus frekuensi, di mana kondisi resonansi terjadi ketika λn = 0 dan αn harus sama dengan 180°, sehingga mode pertama dan kedua terjadi pada frekuensi (5.74 dan 5.95) GHz.
Analisis juga dilakukan untuk mengetahui bagaimana posisi jalur transmisi mempengaruhi mode yang ada. Profil arus eigencurrents untuk Antena 1 menjelaskan cara desain jalur pengisian (vertical atau horizontal), serta cara mengaktifkan mode pertama atau kedua pada frekuensi (5.74, 5.95) GHz, seperti ditunjukkan dalam Fig. 4a,b.
Dalam hal ini, distribusi arus karakteristik diperoleh untuk setiap antena, seperti ditunjukkan dalam Fig. 5. Mode dominan dalam Antena 2 terjadi pada frekuensi 4.55 GHz, sementara mode 4.7 GHz terjadi karena koncentrasi arus tinggi di bagian kiri dan kanan dari E-shape, serta mode 5.9 GHz terjadi karena koncentrasi arus tinggi di bagian tengah E-shape, seperti ditunjukkan dalam Fig. 5a-c.
Penggunaan strip sempit pada Antena 4 menyebabkan perubahan pada frekuensi resonansi, seperti ditunjukkan dalam Fig. 5d-f, sementara frequency kedua pada 5.9 GHz tetap sama, seperti dalam Fig. 5e. Frekuensi 4.7 GHz pada Antena 3 bergeser menjadi 3.98 GHz karena jalur arus yang panjang, seperti dalam Fig. 5d.
Karakteristik Mode dan Modal Significance
Dalam analisis ini, kita juga akan menelaah sifat mode dan modal significance dari antena E-shaped. Fig. 6 menunjukkan sudut karakteristik untuk enam mode resonansi, di mana moda resonansi terjadi pada frekuensi (3.91, 6.91, and 8.44) GHz.
Modal significance (MS) juga dikalkulasi untuk tiga mode resonansi menggunakan persamaan (3), seperti ditunjukkan dalam Fig. 7, di mana tiga wilayah resonansi coexist pada frekuensi (3.91, 6.91, and 8.44) GHz.
Parameter Study
Dalam penelitian ini, kita juga akan menelaah pengaruh beberapa parameter terhadap kinerja antena E-shaped. Figure 8 menunjukkan koefisien refleksi dari antena E-shaped untuk variasi parameter, di mana tiga bahan dasar berbeda dielektrikinvestigated untuk mengetahui efeknya pada frekuensi operasional.
Figure 8a memperlihatkan hubungan sebalik antara konstanta dielektrik dan frekuensi resonansi, seperti ditunjukkan dalam persamaan (4). Dalam figure ini, kita dapat melihat penurunan frekuensi sebagai bahan dasar dielektrik meningkat.
Kesimpulan:
Dalam analisis ini, kita menelaah sifat mode dari antena E-shaped dan menginvestigasi pengaruh beberapa parameter terhadap kinerja antena. Hasil analisis menunjukkan bahwa antena E-shaped dapat beroperasi pada frekuensi (3.91, 6.91, and 8.44) GHz dengan menggunakan variasi bahan dasar dielektrik dan ukuran jalur transmisi.