Bandara Adi Sutjipto Yogyakarta: Menjadi Tujuan Favorit Penumpang

Bandara Adi Sutjipto Yogyakarta: Menjadi Tujuan Favorit Penumpang

Bandara Adi Sutjipto Yogyakarta atau Bandara YIA ini menjadi salah satu bandara terbesar dan paling populer di Indonesia. Setiap tahun, bandara ini menampung sekitar 1,8 juta penumpang. Salah satu kelebihan dari Bandara YIA adalah memiliki kualitas landasan yang bagus, sehingga dapat didarati oleh pesawat berbadan lebar seperti Boeing 777.

Total luas lahan yang dimiliki Bandara YIA adalah 583,80 ha. Luas terminal penumpang bandara 219.000 m2, dengan ukuran runway 3.250m2 x 45 m, dan mampu memuat 22 parkir pesawat narrow body/11 pesawat wide body.

Bandara Ngurah Rai: Prioritaskan Penerbangan Internasional

Di sisi lain, Bandara Ngurah Rai Bali juga memiliki peran penting dalam menarik turis mancanegara ke Pulau Dewata. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengupayakan agar kapasitas bandara ini ditingkatkan untuk meningkatkan jumlah turis yang berkunjung.

Salah satu upaya yang dilakukan adalah menambah slot penerbangan, khususnya bagi penerbangan rute internasional. Menhub menjelaskan bahwa penerbangan internasional akan diberikan prioritas untuk take off/landing pada waktu-waktu yang banyak disukai atau golden time.

Golden time mereka itu kan pukul 23.00 malam sampai pukul 7 pagi (UTC), oleh karena itu prioritas akan diberikan pada penerbangan dari turis-turis itu.

Selain itu, Menhub juga mengatakan akan ada pembatasan penerbangan dengan pesawat sekelas ATR-72 yang mendarat ke Bali. Kita akan buat cluster yang menuju Bali. Dari beberapa kota-kota kecil tidak masuk kesini, kecuali kota-kota itu memang hanya dijangkau dengan pesawat sekelas ATR-72.

Hal lainnya yang akan dilakukan adalah membatasi ground time atau waktu naik-turun penumpang yaitu tidak lebih dari 3 jam. Melalui upaya-upaya itu, kami berharap ke depan kapasitas Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai dapat bertambah 30% dan diperioritaskan bagi penerbangan internasional.

Saat ini sudah ada sekitar 9 maskapai asing yang ingin terbang ke Bali, diantaranya yaitu dari Jepang, Taipei, Bangladesh, Kamboja, Australia, Singapura, Abu Dhabi, dan Malaysia. Dengan adanya 9 flight ini, jika di rata-rata antara 200-300 orang penumpang per flight, maka paling tidak ada tambahan 2000 orang setiap hari.

Jadi kurang lebih 30% kenaikannya. Oleh karena itu, saya minta kepada Jajaran Kemenhub, Otoritas Bandara, Angkasa Pura 1, juga Pemerintah Daerah, Kadishub secara sinergi melakukan optimalisasi upaya ini.

Hingga kini terdapat 34 maskapai asing dengan 47 rute penerbangan yang melayani di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai. Untuk penerbangan domestik sendiri saat ini ada 8 maskapai domestik dengan 22 rute penerbangan.

Turut hadir dalam rapat di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai yaitu Sesditjen Perhubungan Udara Nur Isnin Istiartono, Direktur Bandar Udara Praminto Hadi, Kepala Otoritas Bandara Wilayah VI Elfi Amir, GM Angkasa Pura I Cabang Bandara I Gusti Ngurah Rai Herry A.Y. Sikado, dan sejumlah pejabat terkait.