Dalam konteks ekonomi, efek domino merujuk pada bagaimana suatu tindakan dapat memiliki efek ketika-itu pada subjek yang terkait. Kebalik satu domino, dan Anda tidak hanya mempengaruhi domino pertama, tapi juga semua domino lainnya yang berdiri di jalur.
Contoh-contoh efek domino dalam ekonomi antara lain:
- Krisis hutang tahun 2012-13, di mana kenaikan harga bunga di Yunani menyebabkan kenaikan harga bunga pada negara-negara Eurozone lainnya.
- Kegelisahan kredit 2007/08, di mana kekurangan dana di AS menyebar ke seluruh dunia dan ke semua bank.
- Devaluasi tahun 1997, di mana penurunan nilai tukar di Asia Tenggara menyebabkan investor internasional kehilangan keyakinan dan menjual mata uang yang sama di negara-negara Asia lainnya.
Bagaimana Efek Domino Bekerja
Pada tahun 2011, ketika investor memahami bahwa Yunani berisiko menjadi tidak mampu bayar dan obligasi berisiko kebangkrutan, sentiment pasar berubah. Pertama-tama, investor menjual obligasi Yunani, sehingga kenaikan harga bunga Yunani sangat cepat.
Namun, perubahan ini dalam sentiment pasar dan hilangnya keyakinan menyebabkan investor kehilangan keyakinan pada pasar hutang Eurozone lainnya. Hal ini dikarenakan investor sebelumnya merasa bahwa obligasi Eurozone sangat aman. Namun, dengan kesadaran bahwa negara-negara di Eurozone tidak imune terhadap krisis, investor meminta harga bunga yang lebih tinggi.
Masalah adalah ketika investor mulai menjual, negara-negara lainnya mulai mengalami kekurangan likuiditas. Italia, Irlandia, dan Spanyol tidak insolven, tetapi tanpa kemampuan untuk menciptakan uang, mereka bergantung pada investor membeli kuantitas obligasi reguler. Dengan perubahan ini dalam sentiment pasar, harga bunga naik, dan ini jadi tambahan kekurangan keyakinan pada pasar hutang.
Kenaikan harga bunga dan khawatiran atas tingkat hutang pemerintah juga menyebabkan perubahan kebijakan fiskal. Pemerintah Eropa merasa bahwa dengan kenaikan harga bunga, mereka harus memotong pengeluaran dan meningkatkan pajak (dalam kata lain, austerity). Namun, austerity ini memiliki efek sampingan yang tidak diinginkan, yaitu menurunkan pertumbuhan ekonomi. Dalam masa pemulihan ekonomi lemah, memotong pengeluaran pemerintah menyebabkan penurunan lebih lanjut dalam pertumbuhan ekonomi.
Keterpurukan ini berakhir ketika ECB membuat komitmen untuk intervensi pasar obligasi dan menawarkan likuiditas yang cukup.
Bacaan Lebih Lanjut
- Krisis Hutang Euro
- Krisis Devaluasi dan S.E. Asian
- Krisis Kredit
Selain itu, efek domino juga dapat terlihat dalam krisis keuangan, seperti yang terjadi pada tahun 2007/08 di AS. Mereka awalnya mulai dari penurunan nilai properti, kemudian menyebar ke seluruh dunia dan mempengaruhi semua bank.
Efek Multiplier
Efel multiplier adalah konsep lain yang terkait dengan efek domino. Salah satu contoh efek multiplier adalah saat ada perubahan awal dalam pajak, maka akan terjadi perubahan akhir yang lebih besar dalam PDB.