=====================================================
Pada awal era Cold War, teori domino menjadi salah satu alasan utama Amerika Serikat (AS) untuk terlibat dalam konflik di Vietnam. Teori ini berpendapat bahwa jika pemerintahan komunis terbentuk di suatu negara, maka pemerintahan komunis lainnya akan segera terbentuk di negara-negara tetangga, seperti dominonya yang jatuh ke bawah. Dalam kaitan dengan Perang Vietnam, AS menggunakan teori domino untuk membenarkan intervensi militernya dan dukungan terhadap diktator non-komunis di Vietnam Selatan.
Sejarah Teori Domino
Pada September 1945, pemimpin nasionalisme Vietnam Ho Chi Minh mengumumkan kemerdekaan Vietnam dari Prancis, memulai perang yang membagi Vietnam menjadi dua bagian: Hanoi (Vietnam Utara) dan Saigon (Vietnam Selatan). Pada masa Presiden Harry Truman, AS memberikan bantuan militer dan finansial rahasia kepada Prancis; alasan tersebut adalah bahwa kemenangan komunis di Indocina akan memicu penyebaran komunisme seluruhnya di Asia Tenggara.
Pada 1950-an, pejabat diplomatik AS secara resmi menerima gagasan bahwa jatuhnya Indocina ke komunisme akan mengakibatkan runtuhnya negara-negara lain di Asia Tenggara. Pada tahun 1952, Dewan Keamanan Nasional (National Security Council) memasukkan teori dalam laporan tentang Indocina, dan pada April 1954, Presiden Dwight D. Eisenhower mengartikulasikan prinsip "jatuhnya domino" sebagai berikut: "Kamu memiliki baris dominonya yang teratur, kamu gugurkan yang pertama, maka apa yang akan terjadi pada yang terakhir adalah kemungkinan besar bahwa ia akan jatuh juga."
Pada tahun 1961-62, AS membantu organisasi Southeast Asia Treaty Organization (SEATO), sebuah aliansi luwes yang terdiri dari negara-negara yang berkomitmen untuk mengambil tindakan melawan "ancaman keamanan" di wilayah tersebut. Presiden John F. Kennedy kemudian meningkatkan komitmennya dalam mendukung pemerintahan Ngo Dinh Diem di Vietnam Selatan dan non-komunis yang berjuang melawan perang saudara di Laos.
Kritik Teori Domino
Saat ini, teori domino telah disalahkan karena gagal memperhatikan sifat pertempuran antara Viet Minh dan Amerika Serikat di Vietnam. Dengan asumsi bahwa Ho Chi Minh adalah boneka dari komunis Soviet Union dan China, pembuat keputusan AS gagal melihat bahwa tujuan sebenarnya Ho dan pengikutnya adalah kemerdekaan Vietnam, bukan penyebaran komunisme.
Pada akhirnya, walaupun upaya Amerika Serikat untuk menghentikan penyebaran komunisme gagal, dan pasukan Vietnam Utara berjalan ke Saigon pada tahun 1975, komunisme tidak menyebar ke seluruh Asia Tenggara. Dengan hanya dua negara lainnya, Laos dan Kamboja, yang jatuh ke komunisme, teori domino terbukti sebagai teori yang tidak relevan.
Sumber
- Domino Theory. ScienceDirect.
- Foreign Relations of the United States, 1952–1954, Indochina, Volume XIII, Part 1: Editorial Note. U.S. Department of State, Office of the Historian.
- World War II, Race, and the Southeast Asian Origins of the Domino Theory. Wilson Center.
Dalam penelitian ini, kita dapat melihat bahwa teori domino telah digunakan sebagai alasan utama AS untuk terlibat dalam Perang Vietnam. Namun, teori ini sekarang telah disalahkan karena gagal memperhatikan sifat pertempuran antara Viet Minh dan Amerika Serikat di Vietnam. Dengan demikian, teori domino tidak relevan sebagai alasan utama untuk terlibat dalam konflik.