Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar istilah "teori domino". Istilah ini berasal dari permainan kartu domino yang mempertanyakan bagaimana salah satu pilar utama dapat berimbas kepada kehancuran mata rantai pendukung. Dalam konteks bisnis dan politik, teori domino dapat diterapkan pada berbagai situasi, termasuk keterkaitan antara militer, keamanan, dan perekonomian.
Keamanan Aparat dan Pekerja
Di Indonesia, masalah keamanan aparat telah menjadi isu yang sensitif. Dalam beberapa tahun terakhir, perubahan struktur organisasi dan kinerja aparat menjadi tema hangat. Salah satu contoh adalah bagaimana para prajurit dituntut untuk meningkatkan gaji mereka dengan cara "mengumpulkan" uang dari sumber-sumber lain, seperti menghadiri acara-acara resmi atau berpartisipasi dalam operasi-operasi khusus.
Dalam sistem seperti ini, loyalitas dan nilai kejuangan para prajurit terpecah. Mereka harus memilih antara tugas negara dan bos yang menghidupinya. Kondisi seperti ini dapat menimbulkan anekdot ejekan, seperti "tentara bayaran", "polisi penjaga Cina", atau "anjingnya konglomerat". Hal ini terjadi karena banyak pengusaha meminta kawalan aparat, rumahnya dijaga tentara, sopirnya polisi, dan sebagainya.
Permainan Kartu Domino
Dalam teori domino, salah satu pilar utama dapat berimbas kepada kehancuran mata rantai pendukung. Contohnya adalah kiprah militer AS di Iraq. Dalam pandangan militer AS, Irak merupakan proyek besar karena ladang-ladang minyaknya tidak akan habis hingga ratusan tahun ke depan.
Dalam situasi seperti ini, militer AS bermain membuat "kapling-kapling" di Irak bersama kaum pengusaha. Para entrepreneur mendukung secara penuh kebutuhan militer untuk penciptaan kondisi di daerah sasaran. Dengan demikian, dukungan riil baik dana maupun peralatan dari kaum pengusaha sesungguhnya merupakan hutang militer yang harus dibayar dalam bentuk proyek di Irak nantinya jika misinya berjalan sukses.
Keterkaitan dengan Perekonomian
Namun, ketika kenyataan berbalik, dengan kata lain, kehancuran militer AS dan sekutunya di Irak, otomatis berdampak buruk terhadap perekonomian serta dunia usaha di AS berikut mata rantai yang ada di muka bumi. Betapa tidak. Berapa triliun dolar AS biaya perang AS dan para sekutunya di Irak?
Sesungguhnya, gambling yang dilakukan para entrepreneur untuk "proyek" di Irak sangatlah masuk akal. Oleh karena Irak sudah dalam keadaan titik nadir setelah diinvasi AS dan sekutu-nya. Tentara Irak lari entah ke mana. Presiden Sadam Husin digantung tepat hari raya kurban (arti tersirat: simbol dunia Islam hancur), rakyatnya dicabik-cabik, pemerintahan di Irak dijadikan boneka AS dan sekutunya.
Dengan demikian, bertahannya AS serta para sekutu di Irak dan sekitarnya sesungguhnya semakin menambah keterpurukan sistem perekonomian dan moneternya. Perlawanan "maha dasyat" terhadap kekuatan militer AS dan sekutunya di Irak di luar perkiraan dan hampir tak lazim dalam logika perang.
Efek Teori Domino
Kekalahan militer AS dan sekutu dalam perang di Irak mengandung konsekuensi kehancuran ekonomi dan dunia usaha penyuplainya. Artinya, ketika ekonomi AS menjadi pilar perekonomian global maka keambrukan sistemnya berdampak langsung pada sistem perekonomian dunia. Itulah efek teori domino.
Dalam kesimpulan, teori domino dapat diterapkan pada berbagai situasi, termasuk keterkaitan antara militer, keamanan, dan perekonomian. Dengan demikian, perlu diwaspadai bahwa keputusan-keputusan yang diambil dalam bidang keamanan aparat dapat berimbas kepada konsekuensi-konsekuensi yang signifikan pada sistem perekonomian.