Konflik Markdown: Gerakan Kejayaan Semikonduktor dan Penguasaan Akses

Konflik Markdown: Gerakan Kejayaan Semikonduktor dan Penguasaan Akses

======================================================

Dalam era modern, keberadaan semikonduktor telah menjadi salah satu komponen yang paling penting dalam pengembangan teknologi. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan jika negara-negara seperti AS dan Tiongkok berusaha untuk mengembangkan kemampuan manufaktur semikonduktor sendiri serta memotong akses kekuasaan lain.

Semua hal ini, dari Ukraina hingga Timur Tengah hingga Taiwan, berputar di sekitar gaya baru kekuasaan abad ke-21, dengan konflik antara kekuatan timur dan barat. Sampai saat ini, hal ini terjadi lebih banyak dalam perang gerilya, upaya manipulasi informasi sekitar pemilihan demokratik, perang dagang yang melibatkan ekonomi yang sudah terpukul, serta pertempuran atas sumber daya alam dan dampak AI — semua sebagai proxy yang membuat kekuatan besar berperang kembali atas pengaruh.

Era post-Soviet relative peace dan international order tampaknya telah habis tahun 2023, dengan kembalinya jenis pertempuran yang ditandai oleh sebagian besar abad ke-20.

Dalam dunia yang terancam seperti ini, bisnis dan organisasi akan tidak dapat dilepaskan dari beberapa jenis dampak geopolitik atau ekonomi yang memberatkan. Membuat rencana dan protokol tanggap krisis serta memperbarui mereka dapat memberikan keuntungan bagi organisasi dalam dunia yang semakin kompleks. Mengeksekusi rencana-rencana tersebut juga dapat mengajarkan pelajaran keras sekarang daripada ketika organisasi tidak dapat membayar biaya.

Hal ini memberikan kesempatan untuk fokus tidak hanya pada tantangan tahun 2024, tapi juga pada peluang-peluang yang setara yang diberikan oleh semua tahun.

Kolaborator kami di Reuters sedang meliput berita-berita penting dan cerita lainnya sehari-hari, serta Anda dapat memantau laporan internasional terbaik dari seluruh dunia di www.reuters.com.

Prediksi IMF: China's Economy Slowing Down Over Next Four Years

Badan keuangan global International Monetary Fund (IMF) mengatakan bahwa penurunan ekonomi Tiongkok kemungkinan akan terus berlangsung selama empat tahun ke depan karena negara yang memiliki ekonomi kedua terbesar di dunia itu harus menghadapi beberapa tantangan, seperti populasi yang cepat tua, pengangguran yang lebih tinggi, dan krisis properti.

Dalam laporan yang dirilis pada hari Jumat, IMF mengproyeksikan pertumbuhan ekonomi Tiongkok akan turun menjadi 4,6% tahun ini, dari pertumbuhan 5,2% tahun 2023, dan akan lebih jauh turun menjadi 3,4% tahun 2028.

Pasaran properti, yang sebelumnya merepresentasikan sekitar seperempat dari PDB Tiongkok, telah menjadi area trouble untuk ekonomi Tiongkok terakhir, dengan pengadilan Hong Kong pada Senin menolak China Evergrande, perusahaan properti besar Tiongkok yang mengalami hutang lebih dari $300 miliar.

Analisis IMF yang dirilis Jumat memprediksi bahwa investasi real estate akan turun 30% hingga 60% dalam sepuluh tahun ke depan relatif pada level tahun 2022.
"Tanpa paket rencana restrukturisasi untuk sektor properti yang terganggu, investasi real estate dapat jatuh lebih dari diharapkan dan lebih lama lagi, dengan implikasi negatif terhadap pertumbuhan domestik dan mitra dagang," kata laporan IMF.

Namun, Zhang Zhengxin, direktur eksekutif IMF untuk Tiongkok, berbeda pendapat dengan laporan IMF dalam statment Januari 10 yang termasuk dalam laporan.
"Laporan ini memperingatkan risiko pasar properti Tiongkok, tetapi perkiraan staf IMF adalah, sebagian besar, terlalu pesimistik," Zhang tulis. "Sejak Agustus 2023, pasar properti telah mengalami perbaikan umum, yang telah memperkuat kepercayaan pasar."

Krisis properti sangat terkait dengan keterganggunan populasi Tiongkok yang cepat tua dan pengangguran yang lebih tinggi.

Leave a comment