Olimpiade 2024 Paris telah berlangsung beberapa bulan dan beberapa atlet telah menunjukkan tradisi unik dalam menghargai medali emas. Salah satu contoh yang paling terkenal adalah Tom Daley, atlet diving dari Tim GB, yang dikecam memegang medali peraknya dengan mulutnya.
Namun, beberapa orang mulai bertanya-tanya kenapa atlet-atlet harus melakukan hal itu, terutama karena ada potensi bahaya. Pada tahun 2010, David Moeller, atlet Luger Jerman, mengklaim bahwa ia mengalami cedera gigi setelah memegang medali peraknya.
Mengapa atlet-atlet Olimpiade melakukan hal itu? Jawabannya agak kompleks. Beberapa orang berpendapat bahwa tradisi ini berasal dari zaman Emas di Amerika Serikat pada abad ke-19, ketika para penambang emas akan menguji kualitas emas dengan cara memegangnya.
Namun, David Wallechinsky, Presiden International Society of Olympic Historians, berpendapat bahwa tradisi ini lebih karena fotografernya yang mencari gambar yang bagus. "It's become an obsession with the photographers," katanya. "I think they look at it as an iconic shot, as something that you can probably sell. I don't think it's something the athletes would probably do on their own."
Frank Farley, seorang profesor dari Temple University di Philadelphia dan mantan Presiden American Psychological Association, berpendapat bahwa tradisi ini dapat memiliki makna lebih personal untuk atlet-atlet yang terlibat. "Sports all have their eccentricities," katanya. "If you want to be part of the winning zeitgeist, that winning culture, you participate in that winning practice. It makes your medal yours. It's an emotional connection with your accomplishment."
Meski tradisi ini telah berlangsung sejak lama, namun beberapa atlet seperti Simone Biles dan Michael Phelps masih memegang medali emas mereka dengan mulutnya. Mungkin kita dapat mengerti kenapa atlet-atlet Olimpiade melakukan hal itu, tetapi untuk yang lain, mungkin lebih baik untuk tidak mencoba mengimitasi kebiasaan ini.