Teori Domino dan Keterlibatan Amerika Serikat dalam Perang Vietnam

Teori Domino dan Keterlibatan Amerika Serikat dalam Perang Vietnam

Truman juga akan memberikan bantuan kepada Yunani dan Turki selama akhir 1940-an untuk membantu mengendalikan komunisme di Eropa dan Timur Tengah.

Pada tahun 1950, pemangku kebijakan luar negeri AS menganut kuat gagasan bahwa jatuhnya Indocina ke komunisme akan cepat menyebabkan keruntuhan negara-negara lain di Asia Tenggara. Dewan Keamanan Nasional (National Security Council) memasukkan teori tersebut dalam laporan tahun 1952 tentang Indocina, dan pada bulan April 1954, selama pertempuran yang menentukan antara pasukan Vietnam dan Prancis di Dien Bien Phu, Presiden Dwight D. Eisenhower menyebutnya sebagai prinsip “jatuhnya domino” (falling domino).

Dalam pandangan Eisenhower, kekalahan Vietnam terhadap kendali komunis akan mengarah pada kemenangan komunis yang serupa di negara-negara tetangga di Asia Tenggara (termasuk Laos, Kamboja, dan Thailand) dan di tempat lain (India, Jepang, Filipina, Indonesia, dan bahkan Australia dan Selandia Baru). “Konsekuensi yang mungkin dari kekalahan [dari Indocina],” kata Eisenhower, “tak terhitung bagi dunia.”

Setelah pidato Eisenhower, frase “teori domino” mulai digunakan sebagai ungkapan singkat tentang kepentingan strategis Amerika Serikat terhadap Vietnam Selatan, serta kebutuhan untuk menahan penyebaran komunisme ke seluruh dunia.

Amerika Serikat semakin terlibat di Vietnam

Jika Anda pernah menonton film Rambo (John James Rambo, karakter fiksional dalam saga Rambo), keterlibatan Amerika Serikat dalam perang Vietnam sangat terlihat.

Setelah Konferensi Genewa (Geneva Conference) yang mengakhiri perang Prancis-Vietnam dan memecah Vietnam di sepanjang garis lintang yang dikenal sebagai paralel ke-17, Amerika Serikat mempelopori Southeast Asia Treaty Organization (SEATO), aliansi longgar negara-negara yang berkomitmen untuk mengambil tindakan terhadap ” ancaman keamanan” di wilayah tersebut.

John F. Kennedy, penerus Eisenhower di Gedung Putih, meningkatkan komitmen sumber daya AS dalam mendukung rezim Ngo Dinh Diem di Vietnam Selatan dan pasukan non-komunis yang berperang di perang saudara Laos pada tahun 1961-62. Pada musim gugur 1963, setelah munculnya oposisi terhadap Diem muncul, dukungan Kennedy berkurang pada Diem. Tetapi secara publik menegaskan kembali kepercayaan pada teori domino dan pentingnya mengendalikan komunisme di Asia Tenggara.

Tiga minggu setelah Diem dibunuh dalam kudeta militer pada awal November 1963, Kenney tewas terbunuh di Dallas. Penggantinya Lyndon B. Johnson terus menggunakan teori domino untuk membenarkan peningkatan militer AS di Vietnam dari beberapa ribu tentara menjadi lebih dari 500.000 selama lima tahun ke depan.

Negara Bukan Domino

Teori domino sekarang didiskreditkan, setelah gagal memperhitungkan karakter perjuangan Vietnam Utara dan Viet Cong (National Liberation Front, berasal dari istilah bahasa Vietnam untuk Komunis Vietnam Việt Nam Cộng Sản)) dalam Perang Vietnam.

Dengan mengasumsikan Ho Chi Minh adalah pion raksasa komunis Rusia dan Cina, pemangku kebijakan Amerika Serikat gagal melihat bahwa tujuan Ho dan para pendukungnya adalah kemerdekaan Vietnam, bukan penyebaran komunisme.

Pada akhirnya, meskipun upaya Amerika untuk memblokir pengambilalihan komunis gagal, dan pasukan Vietnam Utara berbaris ke Saigon pada tahun 1975, komunisme tidak menyebar ke seluruh Asia Tenggara. Dengan pengecualian Laos dan Kamboja, negara-negara di kawasan Asia Tenggara tetap di luar kendali komunis.

Referensi:

  • Wikipedia
  • History