Pada tanggal 4 Desember 2016, kejadian tragis terjadi di pizzeria Comet Ping Pong di Washington D.C. Edgar M. Welch, seorang bapak berusia 28 tahun dari Salisbury, Carolina Utara, tiba-tiba datang ke lokasi dan melemparkan tembakan dari senapan AR-15 seperti senjata. Kejadian ini terjadi setelah Welch membaca berita-berita online yang mengklaim bahwa pizzeria tersebut memunggul anak-anak sebagai korban penyiksaan seksual dalam rangkaian penyalahgunaan anak-anak yang dipimpin oleh Hillary Clinton.
Berita-berita tersebut tersebar luas di internet, muncul di situs-situs termasuk Facebook dan Twitter. Welch tampaknya khawatir dan memutuskan untuk pergi ke lokasi untuk melihat situasi sendiri. Namun, setelah datang ke pizzeria, polisi menemukan bahwa tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa anak-anak memang diunggulkan di sana.
Dalam proses penahanan pada tanggal 5 Desember, Welch ditemui dengan latar belakang berat dan tampilan putih serta rantai. Ia ditetapkan untuk ditahan. Dalam dokumen perkara, disebutkan bahwa Welch mengaku telah bersenjata untuk membantu menyelamatkan anak-anak tetapi menyerah setelah tidak menemukan bukti bahwa "anak-anak diunggulkan" di pizzeria.
Berita-berita tersebut sebenarnya adalah berita hoax yang disebar luas di internet. Berita-berita palsu tentang Comet Ping Pong mulai muncul pada akhir Oktober, beberapa minggu sebelum pemilihan umum presiden, dengan pizzeria ini dikenal sebagai pusat rangkaian penyalahgunaan anak-anak.
Pengelola pizzeria, James Alefantis, dalam wawancara dengan WJLA, mengungkapkan harapan bahwa orang-orang akan berhenti "membakar api" konspirasi palsu yang menyangkut pizzeria ini. Ia juga berharap agar orang-orang yang mempertahankan berita-berita palsu tersebut dapat memikirkan kembali apa yang telah terjadi dan menghentikan perilaku tersebut.
Kejadian tragis ini membuka mata kita bahwa berita-berita hoax dapat menyebar luas di internet dan dapat mengganggu keamanan publik. Kita harus lebih waspada dan lebih berhati-hati dalam memverifikasi informasi sebelum membagikannya kepada orang lain.
Referensi:
- The New York Times, "In Washington Pizzeria Attack, Fake News Brought Real Pain" (5 Desember 2016)
- WJLA, "Washington Pizzeria Attack Blamed on Fake News" (4 Desember 2016)