Pengertian dan Kritik Model Domino dan Teori Heinrich dalam Pengurangan Kejadian Keselamatan

Pengertian dan Kritik Model Domino dan Teori Heinrich dalam Pengurangan Kejadian Keselamatan

Model domino dan teori Heinrich adalah dua konsep yang umum digunakan dalam pengurangan kejadian keselamatan di tempat kerja. Namun, keduanya memiliki kelemahan masing-masing.

Model Domino

Model domino adalah sebuah konsep yang dikemukakan oleh pihak industri sebagai alat bantu untuk memahami penyebab kejadian keselamatan. Konsep ini berfokus pada pengidentifikasian faktor-faktor yang terkait dengan kejadian keselamatan dan menghentikan urutan kejadian keselamatan dengan menghilangkan faktor-faktor tersebut.

Namun, model domino juga memiliki kelemahan. Pertama, konsep ini dapat memicu fokus pada mencari orang-orang yang bertanggung jawab atas kejadian keselamatan daripada memahami semua faktor sistematis yang terkait dengan kejadian keselamatan. Kedua, model domino dapat mengarahkan kepada interpretasi keselamatan tempat kerja yang salah, di mana pekerja dipandang sebagai penyebab kejadian keselamatan daripada orang-orang yang berjuang untuk menjalankan sistem-sistem yang tidak sempurna dengan baik.

Teori Heinrich

Teori Heinrich adalah teori yang dikemukakan oleh Herbert William Heinrich pada tahun 1931. Teori ini mengatakan bahwa untuk setiap kejadian keselamatan yang menyebabkan cedera parah, terdapat 29 kejadian keselamatan yang menyebabkan cedera ringan dan 300 kejadian keselamatan yang tidak menyebabkan cedera. Keterkaitan ini sering digambarkan dengan piramida atau segitiga.

Teori Heinrich berfokus pada ide bahwa kejadian keselamatan disebabkan oleh kombinasi tindakan tidak aman dan kondisi tidak aman di tempat kerja. Tindakan tidak aman adalah sesuatu yang dilakukan orang-orang yang meningkatkan risiko kejadian keselamatan, seperti bekerja tanpa perlengkapan keselamatan yang tepat atau mengabaikan prosedur keselamatan. Kondisi tidak aman adalah sesuatu yang terdapat di tempat kerja yang meningkatkan risiko kejadian keselamatan, seperti peralatan yang tidak terawat atau area kerja yang berantakan.

Namun, teori Heinrich juga memiliki kelemahan. Pertama, teori ini dapat dipandang sebagai terlalu sederhana dan tidak memperhatikan semua faktor yang terkait dengan kejadian keselamatan. Kedua, teori ini dapat mengarahkan kepada pengembangan program-program keselamatan yang tidak efektif.

Penggunaan Model Domino dan Teori Heinrich

Keduanya model domino dan teori Heinrich digunakan untuk mengembangkan berbagai program-program keselamatan di tempat kerja. Program-program ini berfokus pada identifikasi dan eliminasi tindakan tidak aman dan kondisi tidak aman, serta pelatihan karyawan tentang prosedur-prosedur keselamatan dan penciptaan budaya keselamatan.

Dengan mengikuti model domino dan teori Heinrich, perusahaan dapat signifikan menurunkan jumlah kejadian keselamatan di tempat kerja. Hal ini dapat menyebabkan peningkatan keselamatan, penghematan biaya, serta peningkatan produktivitas.

Saran

Artikel ini berharap dapat membantu meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang model domino dan teori Heinrich dalam pengurangan kejadian keselamatan. Dengan demikian, kita dapat mengembangkan strategi-strategi yang lebih efektif untuk mencegah kejadian keselamatan di tempat kerja.

Leave a comment