Teori Domino dan Implikasinya pada Politik Internasional

Teori Domino dan Implikasinya pada Politik Internasional

Teori domino adalah konsep bahwa jika salah satu negara atau wilayah jatuh ke dalam pengaruh komunis atau pemerintahan pro-komunis, maka wilayah lainnya juga akan mengikuti. Teori ini awalnya diperkenalkan oleh Henry Kissinger dan Dwight D. Eisenhower selama Perang Dingin.

Pada awalnya, teori domino digunakan untuk membenarkan intervensi Amerika Serikat dalam konflik Korea dan Vietnam. Dalam era Cold War, teori ini digunakan sebagai alasan bagi Amerika Serikat untuk mengintervensi di berbagai wilayah, termasuk Amerika Latin dan Asia Tenggara.

Namun, sejak tahun 1960-an, teori domino juga diterapkan pada serangan teroris sayap kiri di Eropa Barat. Pada saat itu, kelompok teroris sayap kiri seperti Brigade Merah dan Pasukan Merah Jepang melancarkan serangan terhadap pemerintahan dan militer beberapa negara, termasuk Italia dan Jerman Barat.

Penerapan teori domino juga dapat ditemui pada era 1980-an, ketika Amerika Serikat mengintervensi di Amerika Tengah dan kawasan Karibia. Presiden Ronald Reagan mempertahankan intervensi ini dengan alasan bahwa teori domino akan menyebabkan kejatuhan beberapa wilayah lainnya di bawah pengaruh komunis.

Selain itu, teori domino juga diterapkan pada awal era 21st century. Pada masa Perang Iran-Irak, Amerika Serikat mendukung Irak karena khawatir teokrasi radikal Iran akan menyebar di Timur Tengah. Sejumlah analis kebijakan luar negeri juga berpendapat bahwa apabila pemerintahan demokratis dibentuk di Irak, demokrasi dan liberalisme akan menyebar di Timur Tengah.

Namun, teori domino tidak hanya diterapkan pada situasi konflik. Teori ini juga digunakan sebagai alasan bagi Amerika Serikat untuk mengembangkan doktrin Truman, yang berisi gagasan bahwa komunis akan menciptakan "roti lapis merah" yang dapat menggencet dunia.

Banyak analis kebijakan luar negeri dan sejarawan mempertanyakan keberadaan teori domino sebagai alasan politik. Mereka berpendapat bahwa teori ini tidak hanya bersifat rasional, tetapi juga dapat digunakan untuk membenarkan intervensi Amerika Serikat di berbagai wilayah.

Dalam samping, teori domino juga dapat diterapkan pada konflik yang lebih lokal, seperti konflik di Afrika Sub-Sahara. Mantan Perdana Menteri Rhodesia Ian Smith menyebut kebangkitan pemerintahan sayap kiri otoriter di benua tersebut sebagai "taktik domino kaum komunis".

Dalam samping lain, teori domino juga dapat dilihat sebagai metafora. Seperti yang dikatakan oleh Richard Nixon dalam wawancara Frost/Nixon tahun 1977, Chili dan Kuba yang komunis akan menciptakan "roti lapis merah" yang dapat menggencet Amerika Latin.

Dalam kesimpulan, teori domino adalah konsep politik yang digunakan sebagai alasan bagi intervensi Amerika Serikat di berbagai wilayah. Teori ini awalnya diperkenalkan oleh Henry Kissinger dan Dwight D. Eisenhower selama Perang Dingin dan kemudian diterapkan pada era 1980-an dan era 21st century. Namun, teori domino tidak hanya bersifat rasional, tetapi juga dapat digunakan untuk membenarkan intervensi Amerika Serikat di berbagai wilayah.

Referensi:

  • [1] "The Quotable Quotes of Dwight D. Eisenhower". National Park Service. December 5, 2013.
  • [2] "Rough Draft of History: 'All Right, Let's Get the @#!*% Out of Here'" Diarsipkan 2005-11-26 di Wayback Machine., Richard Gott, August 11, 2005
  • [3] "Another Vietnam?", Max Boot, The Wall Street Journal, August 24, 2007
  • KGB Active Measures
  • Red Army Faction
  • Brigate Rosse
  • The Last Years of the Monroe Doctrine, 1945-1993, p. 133 Gaddis Smith
  • Smith, Ian (2008). Buku: [4] "Teori Domino dan Implikasinya pada Politik Internasional"

Leave a comment