Felipe Massa's Legal Battle: A Precedent for F1

Felipe Massa’s Legal Battle: A Precedent for F1

Dalam dunia Formula One (F1), nama Felipe Massa sering muncul dalam berbagai balapan. Pada tahun 2018, ia memutuskan untuk mengajukan gugatan hukum terhadap Keputusan FIA mengenai hasil balapan GP Kanada. Hal ini menarik perhatian karena Massa merupakan salah satu pembalap terbaik di masa itu.

Menurut Peter Windsor, mantan direktur olahraga Scuderia Ferrari, proses hukum yang ditempuh Massa dapat membuka pintu bagi kesalahan administratif lainnya di masa lalu F1. "Saya pikir itu preseden yang cukup menarik untuk dikaji di antara beberapa hasil balapan lainnya," ucap Windsor.

Kasus Massa ini berbeda dengan kasus-kasus sebelumnya di F1. Ia adalah pembalap pertama yang memutuskan untuk mengajukan gugatan hukum terhadap Keputusan FIA. "Ada banyak hal aneh dan tidak dapat dimaafkan yang terjadi dalam penyelenggaraan olah raga, di mana mestinya bisa dilakukan dengan benar," ucap Windsor.

Keterbukaan semua pihak dapat memperjelas tentang hak seseorang yang mestinya diterima secara bulat. Namun, kesalahan yang tidak dapat diabaikan selamanya karena pasti ada saja celah sebagai penjelas ketidakabsahannya.

Dalam berbagai balapan, Massa telah menunjukkan keterampilan dan kemampuan yang tinggi. Ia juga telah meraih beberapa gelar juara dalam karier F1-nya. Namun, situasi di GP Kanada 2018 sangat berbeda. "Saya pikir itu preseden yang cukup menarik untuk dikaji di antara beberapa hasil balapan lainnya," ucap Windsor.

Dalam kasus Massa, Keputusan FIA yang membatalkan lap 68 dari total 70 dapat dibatalkan. Hal ini telah menyebabkan kontroversi dan percakapan dalam dunia F1. "Saya pikir itu preseden yang cukup menarik untuk dikaji di antara beberapa hasil balapan lainnya," ucap Windsor.

Dalam berbagai balapan, Massa telah menunjukkan keterampilan dan kemampuan yang tinggi. Ia juga telah meraih beberapa gelar juara dalam karier F1-nya. Namun, situasi di GP Kanada 2018 sangat berbeda. "Saya pikir itu preseden yang cukup menarik untuk dikaji di antara beberapa hasil balapan lainnya," ucap Windsor.

Kejuaraan Nasional Domino ke-III Eksebisi Inisiasi Federasi Olahraga Domino Internasional PB PORDI memasuki babak final yang berlangsung di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan BP-PAUDNI Regional III Jalan Adiyaksa No 02, Kelurahan Pandang, Kecamatan Panakkukang, Kota Makassar, Sabtu (29/4/3/2023).

Dari hasil perebutan pertandingan permainan domino yang berhasil meraih juara juara Kejurnas ke-III domino Indonesia ini: Syamsul Bahri/Saleh Murgani peserta Sulawesi Selatan, Yandi/Ramli Peserta Sulawesi Selatan, Aipda Hermansyah/Mustari peserta Sulawesi Selatan, Setiawan/Hasri Peserta Sulawesi Selatan, Moh. Syahrir Akbar/Jihan Ahmad SH peserta Sulteng, Andi Alimuddin Ali/Ali peserta Sulawesi Selatan, Arifuddin Arsyad/Eko Santoso peserta Kepri, Nirwan Akil/Arfan Darwis peserta Sulawesi Selatan.

Kejuaraan Nasional Domino ke-III diselenggarakan setelah sebelumnya di Sulsel dan di Jakarta dengan sasaran untuk mencari atlet Domino yang potensial yang diikuti oleh 17 Provinsi.

Diketahui kejurnas ke-III ini dilaksanakan selama dua hari mulai tanggal 28-29 April 2023.

Kejurnas dibuka langsung Ketua Umum PB PORDI, Andi Jamarro Dulung. Pembukaan kejurnas juga dihadiri Kadispora Sulsel, Suherman. Tampilan Artikel:

Leave a comment