Konflik SARA dan Efek Domino Bagi Kehidupan Bermasyarakat

Konflik SARA dan Efek Domino Bagi Kehidupan Bermasyarakat

Keberagaman merupakan identitas dan aset bagi bangsa Indonesia jika diolah dengan baik. Subjek identitas sangat kompleks karena mencakup totalitas pengalaman sosial, yang sebagian besar dipengaruhi oleh sejarah. Apa yang membentuk identitas suatu kelompok tidak selalu mudah untuk ditentukan, mengingat perbedaan dalam cara individu disosialisasikan selama hidup mereka.

Ketika individu membangkitkan identitas, mereka kurang peduli dengan totalitas nilai-nilai sosial di sekitar mereka. Nilai-nilai inti tersebut sering didasarkan pada agama, bahasa, ras, warna kulit atau budaya. Oleh karena itu, tidak mengherankan bahwa masalah identitas selalu berhubungan dengan emosi suatu individu.

Konflik SARA (suku, agama, ras, dan antargolongan) biasanya terjadi akibat dari ketimpangan pembangunan, ketidakadilan, kesenjangan sosial ekonomi, serta ketidakterkendalian dinamika kehidupan politik. Konflik bernuansa SARA menurut Lewis Coser termasuk ke dalam konflik nonrealistis, ini karena konflik terjadi tidak berhubungan dengan isu subsubtansi penyebab konflik.

Konflik seperti ini dipicu oleh kebencian dan prasangka buruk terhadap lawan. Konflik yang berlarut-larut dapat menjadi malapetaka, tak jarang akan berujung kekerasan dan kerusuhan. Maka dari itu adalah penting untuk melakukan tidakan sebagai upaya pencegahan.

Dampak Negatif Konflik SARA

Konflik SARA menimbulkan beberapa dampak negatif bagi kehidupan bermasyarakat, diantaranya:

  1. Menimbulkan perpecahan antarkelompok dalam masyarakat: Konflik SARA dapat memecatkan masyarakat menjadi kelompok-kelompok yang saling menjatuhkan.
  2. Memicu terjadinya tindak kekerasan yang menimbulkan korban jiwa: Konflik SARA dapat berujung pada tindak kekerasan, seperti pertempuran dan perkelahian, yang dapat menimbulkan korban jiwa.
  3. Hilangnya rasa aman dalam kehidupan bermasyarakat: Konflik SARA dapat menimbulkan rasa takut dan kekhawatiran pada masyarakat, sehingga hilangnya rasa aman dalam kehidupan bermasyarakat.

Pencegahan Konflik SARA

Untuk mencegah konflik SARA, diperlukan upaya-upaya yang sistematis dan berkelanjutan. Beberapa cara yang dapat dilakukan adalah:

  • Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya toleransi dan hormat terhadap keberagaman.
  • Membangun komunitas-komunitas yang inklusif dan diversitas.
  • Menyelenggarakan dialog dan komunikasi yang efektif antara berbagai kelompok masyarakat.

Dengan demikian, kita dapat mencegah konflik SARA dan mempertahankan keamanan dan ketentraman dalam kehidupan bermasyarakat.