Konsep-Konsep Dasar dalam Arsitektur: Metafora, Esensi, Programatik, dan Utopia

Konsep-Konsep Dasar dalam Arsitektur: Metafora, Esensi, Programatik, dan Utopia

Arsitektur sebagai salah satu seni yang paling tua dan beragam di dunia telah menyebar luas ke berbagai bagian. Dalam prosesnya, arsitek harus memiliki berbagai konsep dasar untuk dapat merancang bangunan yang sesuai dengan tujuan dan kebutuhan pemiliknya. Beberapa konsep dasar tersebut antara lain metafora, esensi, programatik, dan utopia.

Konsep Metafora

Konsep metafora dalam arsitektur mengacu pada pendekatan yang dilakukan oleh Jean Nouvel dalam merancang New Louvre Museum di Abu Dhabi. Ia melakukan metafora yang mengibaratkan museum seperti dalam hutan, dengan menggunakan bahan-bahan alami dan bentuk-bentuk naturalis. Contoh lainnya adalah Museum Tsunami di Nanggroe Aceh Darussalam yang dirancang oleh Ridwan Kamil. Dalam desain tersebut, keduanya mengandung pengertian aspek-aspek penting dan intrinsik dari benda yang dianalisis.

Konsep Esensi (Hakekat)

Konsep esensi dalam arsitektur mengacu pada pendekatan yang dilakukan oleh Eero Saarinen dalam merancang terminal TWA di Bandara Udara Internasional Kennedy. Ia mendesain bangunan tersebut dengan menggunakan konsep dua hakekat, yakni sebagai kompleks terminal yang menjadi bagian dari Idlwild (sekarang dikenal dengan Kennedy International) dan sebagai sebuah bangunan yang menggambarkan ekspresi drama keistimewaan dan kegairahan dari sebuah perjalanan. Konsep ini merupakan hasil penemuan serta identifikasi pokok masalah.

Konsep Programatik (Pragmatik)

Konsep programatik dalam arsitektur mengacu pada pendekatan yang dilakukan oleh Gyo Obata dalam merancang Museum Udara dan Ruang Angkasa di Washington DC. Ia mendesain bangunan tersebut dengan menggunakan konsep programatik, yakni dengan mendesain sebuah jalan raya dua tingkat yang menghubungkan serangkaian ruang pameran tertutup.

Konsep Utopia (Cita-Cita)

Konsep utopia dalam arsitektur mengacu pada pendekatan yang dilakukan oleh Foster + Partners dalam merancang Hearst Tower di Manhattan, New York. Ia mendesain bangunan tersebut dengan menggunakan konsep utopia, yakni dengan membuat desain yang ideal dan mencolok, serta mudah ditemukan diantara bangunan-bangunan disekitarnya.

Dalam prosesnya, arsitek harus memiliki berbagai konsep dasar untuk dapat merancang bangunan yang sesuai dengan tujuan dan kebutuhan pemiliknya. Berikut adalah beberapa contoh bagaimana konsep-konsep tersebut dapat digunakan dalam desain bangunan:

  • Metafora: New Louvre Museum di Abu Dhabi, Museum Tsunami di Nanggroe Aceh Darussalam
  • Esensi (Hakekat): Terminal TWA di Bandara Udara Internasional Kennedy, Hearst Tower di Manhattan, New York
  • Programatik (Pragmatik): Museum Udara dan Ruang Angkasa di Washington DC
  • Utopia (Cita-Cita): Hearst Tower di Manhattan, New York

Dengan memiliki berbagai konsep dasar tersebut, arsitek dapat membangun bangunan yang sesuai dengan tujuan dan kebutuhan pemiliknya, serta menciptakan desain yang inovatif dan unik.