Hari ini, saya berangkat dari rumah naik motor bebek skuter ke sini. Cuma satu kilometer doang jaraknya. Nah, ga kayak di Pizza Hut, di Domino’s ini sistemnya kayak dateng ke restoran fast food di mana kita langsung ngantre di depan counter pemesanan, nungguin pesanannya jadi sampe nama kita dipanggil buat ngambil pizzanya. Domino’s pun sebenernya menyediakan layanan pesan antar gratis, tapi jarak pengirimannya dibatasin banget, hanya menerima yang berada di dalam jarak antar kurang dari 10 menit.
Pilihan menunya juga ga sebanyak di Pizza Hut, pokoknya mirip kayak di restoran fast food. Jadi, kita pun ga akan berdiri lama-lama di depan kasir karena bingung mau milih apa. Sebuah papan besar di kedua sisinya menampilkan seluruh menu dan paket promo yang ditawarkan. Saat itu di Domino’s lagi ada promo Papi Duo alias Paket Pizza Duo, di mana dua pizza berukuran medium dari kategori Premium Pizza yang dua loyangnya dihargai 160 ribuan, ini jadi cuma 100 ribu aja. Best deal banget kan ya? Saya bayar pake voucher 100 ribu plus nombokin pajaknya 10 ribu rupiah aja.
Nah, selain Papi Duo, tentunya ada paket-paket menarik lainnya yang pas untuk 2-3 orang hingga 6-8 orang dengan berbagai tambahan menu sampingan seperti Choco Bread Stick, Chocolate Lava, Potato Wedges, Chicken Wings, Tasty Stuffed Pocket, dan masih banyak lagi. Pesanan diinput dan nama saya pun langsung terlihat di layar tracking pemesanan. Nama, status pesanan, dan estimasi waktu hingga pesanan kita siap diambil terpampang di sana.
Menurut informasi di layar sih tertulis 14 menit aja ya, dalam hati saya membatin, “Cepet juga ya”. Tapi kenyataannya sih pas nama saya udah naik ke urutan paling atas dan statusnya “ready”, saya masih mesti nungguin sekitar 5 menit sampe nama saya dipanggil. Ga dibedain antara pizza yang akan dibawa pulang (take away) ataupun makan di tempat (dine in), semua pizza udah dimasukin ke dalam kotak karton pembungkusnya.
Sebelum pulang, saya minta tambahan saus sambel sachet karena untuk tiap pizza cuma dikasih dua sachet saus sambel yang mana menurut saya sih kurang banget. Ini dia dua pizza pilihan saya, ada Meatzza yang paling banyak dagingnya (kalo di Pizza Hut mungkin setara dengan Meat Lovers kali ya) dan Chicken Lovers yang menggunakan daging ayam.
Nah, sebenernya saya udah pernah beli Domino’s, dulu banget, udah bertahun-tahun yang lalu. Ada alasan kenapa saya dan keluarga saya ga pernah lagi beli Domino’s. Itu karena rotinya yang menurut saya terasa hambar, ga gurih. Selain itu, adonannya pun kering banget. Ada yang bilang sih pizza yang kayak gini justru lebih mendekati aslinya, tapi peduli amat, saya sih tetep lebih suka Pizza Hut yang rasanya lebih pas di lidah.
Namun, sayangnya Domino’s punya paket menarik seperti Papi Duo yang dapat membuat saya dan keluarga saya kembali membeli. Dan itulah cerita saya tentang kelembutan Domino’s: pilihan pizza duo yang cepat dan nyaman.