Rakyat jangan mau menjadi “korban” politik oportunistis. Suara rakyat hanya diperlukan untuk kekuasaan kaum kapitalis, sekaligus menjadi pasar potensial untuk produk mereka. Rakyat harus sembuh dari amnesia, penyakit lupa sesaat karena menerima suapan janji para politisi dan penguasa.
Apakah tidak kapok, terus jungkir balik dalam kotak yang sama dan ujung-ujungnya tertipu jua? Begitu apiknya mereka (politisi dan penguasa) melakoni peran sebagai pengurus dan pelayan rakyat. Tidak main-main, mereka bahkan berani disumpah dengan Al-Qur’an jika melanggar setiap janji yang disampaikan.
Sayangnya, untuk kesekian kali, rakyat masih tertipu juga. Para politisi dan penguasa lupa ingatan saat menjabat dan meninggalkan petunjuk Al-Qur’an.
Sudah semestinya rakyat bersikap, yakni hanya mau memilih pemimpin yang taat syariat dan menjalankan aturan-Nya. Pemimpin yang sering menipu rakyat dengan berbagai janji, wajib ditinggalkan dan jangan lagi mendapat kesempatan.
Pemimpin Sejati
Pemimpin sejati dalam Islam memiliki ideologi yang terpancar dari akidahnya. Ideologi tersebut melahirkan prinsip dan rela berkorban demi ideologi pada dirinya. Ia bertindak berdasarkan ideologi, bukan kepentingan pribadi dan golongan.
Membentuk pemimpin ideologis tidak bisa instan, butuh proses edukasi berkesinambungan. Dalam hal ini, peran parpol menjadi sangat penting. Hanya saja, parpol ini haruslah parpol ideologis, bukan sembarang parpol.
Dalam Islam, parpol dibangun berdasarkan akidah Islam. Akidah Islam harus menjadi kaidah berpikirnya, sekaligus ikatan yang mengikat anggotanya. Fungsi dan peran parpol adalah untuk melakukan check and balance, bisa juga disebut muhasabah lil al-hukkam (mengoreksi penguasa). Hal ini sangat menentukan keberlangsungan penerapan Islam yang diterapkan negara mengingat penguasa adalah manusia, bukan malaikat.
Inilah parpol ideologis yang ada di tengah umat. Berdiri kukuh di atas fondasi Islam sebagai kepemimpinan berpikirnya. Kepemimpinan berpikir ini diemban parpol di tengah umat untuk memberikan kesadaran kepada mereka tentang Islam yang sebenarnya.
Jadi, keberadaan parpol sekaligus dengan para politisinya, dalam Islam sesungguhnya merupakan sebagai mekanisme kontrol yang kredibel serta sangat menentukan perjalanan negara.
Parpol juga berfungsi mencetak kader calon pemimpin ideologis. Caranya dengan menginternalisasi ideologi Islam ke dalam diri para kader. Tidak mungkin parpol yang ada sekarang menghasilkan kader ideologis karena rusaknya ideologi yang ditanamkan (kapitalisme). Otomatis, calon pemimpin yang dilahirkannya pun berwatak rusak.
Khatimah
Mendambakan pemimpin yang berempati di tengah kesulitan rakyat, bukanlah dari sistem demokrasi, melainkan dari sistem Islam. Sistem Islam terbukti melahirkan banyak pemimpin yang amanah, bertakwa, dan menyejahterakan rakyatnya. Masyarakat tidak boleh memberi kepercayaan pada calon pemimpin yang miskin empati.
Nirempati adalah bukti mereka tidak benar-benar mencintai. Ini karena wujud dari mencintai ialah turut merasakan kesulitan yang sedang dialami, kemudian membantu segenap hati berupaya mencari jalan keluar atas masalah yang dihadapi. Bukan malah sibuk mencari kursi agar bisa kembali berkuasa lagi.
Artikel ini menyerukan rakyat untuk menjadi lebih bijak dan tidak mudah terpancing oleh janji-janji politisi dan penguasa. Rakyat harus memilih pemimpin yang memiliki ideologi yang kuat dan taat syariat, bukan hanya orang-orang yang berambisasi kekuasaan.
Dalam Artikel ini juga diuraikan peranan partai politik (parpol) dalam membantu masyarakat mencari pemimpin-pemimpin yang berempati dan bertindak sesuai dengan nilai-nilai Islam. Parpol dapat menjadi mekanisme kontrol yang kredibel dalam menentukan keberlangsungan penerapan Islam dalam negara.
Namun, parpol juga harus diawasi agar tidak menjadi alat golongan yang hanya ingin memperkuat posisinya dan bukan untuk kepentingan masyarakat. Masyarakat harus siap-siap menjadi bagian dari proses demokratisasi yang seimbang dan berkelanjutan.
Dalam Artikel ini, juga dibahas pentingnya kesadaran akan nilai-nilai Islam dalam menentukan keberlangsungan penerapan Islam dalam negara. Rakyat harus memiliki kesadaran bahwa Islam adalah agama yang membantu manusia mencapai keselamatan dan kebahagian di dunia ini.
Jika rakyat memiliki kesadaran seperti itu, maka mereka akan lebih mudah memilih pemimpin-pemimpin yang sesuai dengan nilai-nilai Islam. Masyarakat juga akan lebih mudah menjadi bagian dari proses demokratisasi yang seimbang dan berkelanjutan.
Dalam Artikel ini, juga diuraikan pentingnya keberagaman dalam menentukan keberlangsungan penerapan Islam dalam negara. Rakyat harus memiliki kesadaran bahwa Islam adalah agama yang membantu manusia mencapai keselamatan dan kebahagian di dunia ini.
Jika rakyat memiliki kesadaran seperti itu, maka mereka akan lebih mudah memilih pemimpin-pemimpin yang sesuai dengan nilai-nilai Islam. Masyarakat juga akan lebih mudah menjadi bagian dari proses demokratisasi yang seimbang dan berkelanjutan.