Menjaga Kestabilan Ekonomi: Menghadapi Inflasi Tinggi

Menjaga Kestabilan Ekonomi: Menghadapi Inflasi Tinggi

Dalam beberapa tahun terakhir, ekonomi global telah mengalami pertumbuhan yang signifikan. Namun, hal tersebut tidak berarti bahwa kita harus menjadi optimis dan melupakan ancaman inflasi tinggi yang dapat menghambat pertumbuhan ekonomi. Seperti yang kita ketahui bersama, inflasi yang berkepanjangan dapat menyebabkan keterpurukan bagi konsumen dan bisnis.

Sejak pandemi COVID-19, ekonomi global telah mengalami recovery yang positif. Namun, ancaman inflasi tinggi yang terus meningkat dapat menghambat pertumbuhan ekonomi ini. Inflasi tidak hanya berpengaruh pada kondisi ekonomi suatu negara, tapi juga pada kualitas hidup masyarakat.

Mencegah Terjadinya Bust Economy
Inflasi yang memperlihatkan tren yang terus meningkat memang perlu diwaspadai. Dampaknya tidak hanya berupa penurunan kualitas hidup, tapi juga dapat menyebabkan kerugian bagi bisnis dan industri.

Oleh karena itu, perlu dirumuskan berbagai strategi kebijakan untuk memitigasi dan mengurangi dampak inflasi yang melesat tersebut. Salah satu kebijakan yang paling populer dan efektif adalah melakukan kontraksi kebijakan moneter (contractionary monetary policy). Tujuan utama dari kebijakan ini adalah mengurangi dan membatasi jumlah uang yang beredar dengan cara menaikkan suku bunga acuan bank sentral.

Contoh yang baik adalah Reserve Bank of Australia (RBA) yang pada bulan Mei 2022 menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin. Demikian juga dengan The Federal Reserve, bank sentralnya Amerika Serikat, yang pada 15 Juni kemarin menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin.

Kedua, bank sentral dapat memperketat reserve requirement (RR) atau giro wajib minimum (GWM) milik bank-bank umum dengan menaikkan tarifnya menjadi lebih tinggi. Dengan menaikkan tarif GWM tersebut, likuiditas bank akan berkurang, dan kemampuan bank untuk memberikan pinjaman akan semakin terbatas.

Ketiga, kebijakan fiskal dalam bentuk menaikkan tarif pajak penghasilan maupun barang-barang dan jasa tertentu, yang tujuannya untuk mengerem tingkat konsumsi masyarakat. Penaikan tarif pajak itu dapat dilakukan untuk sementara sampai nanti kembali pada kondisi normal.

Dalam tulisan ini, kita tidak menyinggung kebijakan lain yang juga efektif dalam menghadapi inflasi tinggi. Namun, kebijakan-kebijakan tersebut memang perlu diapresiasi dan digunakan sebagai bagian dari strategi kebijakan untuk menjaga kestabilan ekonomi.

Dalam akhirnya, keberhasilan dalam menghadapi inflasi tinggi sangat tergantung pada keterlibatan semua pihak, termasuk bank sentral, pemerintahan, dan masyarakat. Kita harus bekerja sama untuk menjaga kestabilan ekonomi dan mencegah terjadinya bust economy.