Bakpia Balong: Sumber Rejeki Kuliner Tiongkok yang Jadi Oleh-oleh Khas Solo

Bakpia Balong: Sumber Rejeki Kuliner Tiongkok yang Jadi Oleh-oleh Khas Solo

Kota Solo, kota yang dikenal dengan budayanya yang sangat beragam dan penuh dengan potensi wisata. Salah satu tempat wisata yang harus dikunjungi adalah Bakpia Balong, sebuah kuliner Tiongkok yang sudah melegenda di Kota Solo.

Bakpia Balong, yang juga dikenal sebagai 'Sumber Rejeki', adalah makanan khas peranakan Tionghoa-Jawa yang telah berasimilasi dengan budaya lokal Indonesia, khususnya Jawa. Dilansir dari ensiklopedia digital, Rabu (12/10/2022), bakpia adalah semacam pastri khas Fujian, salah satu daerah di Tiongkok berupa kue yang terdiri dari gulungan kulit panggang dengan varian isi.

Kulit bakpia sendiri dibuat dari campuran tepung terigu, gula, dan garam yang kemudian dibentuk menjadi adonan dan adonan tersebut kemudian diisi dengan isian dan dibentuk bulat pipih. Aslinya, isian bakpia berisi daging babi (non halal) dan kundur, namun karena diasimiliasi dengan budaya Indonesia yang mayoritas beragama Islam, isian bakpia ini diganti dengan varian lain, seperti kacang hijau, keju, dan varian lainnya.

Sementara itu, jika mendengar kata 'bakpia', mungkin yang terbayang di pikiran adalah Yogyakarta, namun sebenarnya Kota Bengawan juga memiliki bakpia legendaris yang sudah menjadi andalan cukup lama lo! Bakpia Balong sendiri dapat ditemukan di kawasan Pecinan di Kota Solo, tepatnya di Jl. Kapten Mulyadi No.17, Kelurahan Sudiroprajan, Kecamatan Jebres, Surakarta atau tidak jauh dari lokasi Pasar Gede Hardjonagoro.

Penamaan 'Balong' sendiri diambil dari kawasan Pecinan yang bernama Kampung Balong. Ukuran asli khas Tiongkok dilansir dari sebuah sumber, kuliner ini sudah ada sejak 1960 dan memang dikenal dengan ukurannya yang besar. Bakpia ini sudah dikelola oleh tiga generasi dan menurut penjelasan pengelola sekarang, ukuran Bakpia Balong yang besar ini mengacu pada ukuran asli dari negara asalnya, yaitu Tiongkok.

Pengelola pun mengetahuinya saat berkunjung ke Tiongkok. Awalnya, Bakpia Balong ini hanya tersegmentasi untuk komunitas Tionghoa saja, namun seiring berjalannya waktu, Bakpia Balong ini bisa dinikmati secara luas oleh kalangan masyarakat dan hingga sekarang menjadi oleh-oleh khas Solo.

Memasuki era 90an, kepopuleran Bakpia Balong meredup karena pemilik usaha yang merupakan generasi kedua, memilih untuk mengerjakan bisnis lainnya. Sampai akhirnya, putri dari keluarga pemilik usaha atau generasi ketiga mengambil alih dengan mengubah packaging menjadi lebih menarik dan kekinian di mana sebelumnya hanya terbungkus plastik dengan tulisan hanze yang bermakna 'kebahagiaan', sekarang sudah terbungkus kardus dengan desain menarik.

Isian Bakpia Balong pun juga dikembangkan menjadi 12 rasa. 11 rasa di antaranya bisa dinikmati oleh umum dan satu hanya tersegmentasi karena bahannya dari non halal. 11 rasa yang bisa dikonsumsi umum di antaranya ada rasa cokelat, keju, durian, kacang merah, ayam, kacang hitam, kacang hijau, cokelat keju, keju susu, choco lava dan cappucino.

Karena dibuat dalam satu pabrik, Bakpia Balong ini tidak memiliki sertifikasi halal. Namun meskipun demikian, peminat Bakpia Balong masih tinggi, apalagi penjualannya juga masuk ke ranah online sehingga segmentasi pasarnya makin luas.

Jadi, jika Anda pernah mendengar tentang bakpia Balong atau ingin mencoba kuliner Tiongkok yang sangat unik dan lezat, maka Kota Solo adalah tujuan wisata yang tepat untuk Anda.