Interferometri adalah teknik pengamatan yang digunakan dalam penginderaan jarak jauh untuk mengumpulkan data deformasi permukaan bumi. Dalam tahapan ini, kita tidak hanya merepresentasikan subsidence atau uplift tanah, tapi juga berbagai kesalahan atmosfer, topografis, dan lain-lain.
Untuk dapat memperkirakan deformasi dengan akurat, kita harus memilih jaringan scatterer yang persistent.
Langkah #3: Seleksi Scatterer Persistent
Seleksi scatterer persistent melibatkan analisis pixel-pixel yang respons radar-nya dominan oleh objek beresap kuat dan konstan dalam waktu. PS seleksi adalah proses dua tahap.
Pertama, kita identifikasi set pixel-pixel yang memiliki amplitudo besar dan serupa secara konsisten di setiap interferogram. Identifikasi dilakukan dengan menggunakan indeks dispersi amplitude — nilai yang menggambarkan stabilitas amplitude. Pixel-pixel yang memiliki indeks dispersi amplitude dalam batasan threshold yang ditentukan, maka dipilih. Pixel-pixel ini disebut calon scatterer persistent (PSCs).
Tujuan langkah pertama adalah untuk mengurangi jumlah data yang dianalisis pada langkah berikutnya, sehingga memastikan efisiensi komputasi.
Kedua, PSCs yang dipilih kemudian diuji lebih lanjut untuk memilih PS final. Evaluasi dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai pendekatan. Contohnya:
- Menganalisis amplitudo PSCs dalam serial waktu. Pixel-pixel yang memiliki amplitudo dalam batasan threshold yang ditentukan, maka dipilih sebagai PS.
- Mengecek amplitudo di pixel PSC terhadap pixel sekitar
- Mengecek kohesi temporal PSCs dalam interferogram
Daerah yang dikarakteristikkan oleh perubahan fisik, seperti area berhutan, badan air, dandang, zona konstruksi, atau distorsi geometris karena kemiringan tanah, akan inheren memiliki jumlah PS yang lebih sedikit. Jumlah PS yang lebih besar akan terjadi pada objek keras, seperti bangunan, batuan, jembatan, dan parit.
Langkah #4: Unwrapping Fase
Fase dapat diukur hanya dalam rentang 0 hingga 2π. Sebelum sinyal radar tiba di tanah dan kemudian kembali ke sensor, akan terjadi banyak siklus 2π. Fase demikian disebut fase yang terikat.
Interferometric phase adalah nilai antara 0 hingga 2π plus jumlah siklus tidak diketahui. Untuk mendapatkan fase perbedaan yang sebenarnya, kita harus melakukan perhitungan unwrapping. Perhitungan tersebut melibatkan penambahan atau pengurangan beberapa kali 2π terhadap fase yang terikat.
Langkah #5: Penghasilan Serial Deformasi Waktu dan Estimasi Kecepatan Deformasi
Sesudah fase diunwrapping, nilai fase kemudian dikonversikan ke satuan metric. Nilai phase PS kemudian dinyatakan dalam satuan absolut dalam arah pandang (LOS) dengan mengikatnya pada titik acuan. Titik acuan adalah titik-titik yang stabil, seperti yang diukur dengan GPS, peralatan pengukuran tinggi, atau metode survei lainnya.
Kesimpulan dari langkah ini adalah serial deformasi waktu dan kecepatan deformasi yang diprediksi untuk setiap PS yang dianalisis.
Keputusan Deformasi
Nilai deformasi kemudian diterapkan pada infrastruktur kritis, seperti jalan, jembatan, bangunan, dll. untuk menghitung deformasi setiap elemen tersebut. Daerah-daerah yang memiliki kecepatan deformasi tinggi atau subsidence signifikan kemudian dapat diidentifikasi dan dipantau secara dekat untuk memprediksi dan mencegah kerusakan infrastruktur.
Batuan PSI
Kita hanya dapat mengukur kecepatan deformasi dalam arah pandang sensor, yaitu garis yang terhubung antara sensor dengan objek.