Sumber Rejeki: Berkontribusi pada Kesejahteraan Masyarakat melalui Praktik Pertanian yang Berkelanjutan

Sumber Rejeki: Berkontribusi pada Kesejahteraan Masyarakat melalui Praktik Pertanian yang Berkelanjutan

KUD Sumber Rejeki adalah sebuah kerajinan kecil milik petani sawit yang terletak di Desa Air Bening, Kecamatan Rawas Ilir, Kabupaten Musi Rawas, Provinsi Sumatra Selatan. Grup petani sawit ini termasuk 79 penggarap sawit yang telah menerapkan metode pertanian yang baik sejak mencapai Sertifikasi RSPO. Kerajinan dan anggotanya telah mengalami manfaat dari menerapkan praktek-praktik yang berkelanjutan.

Pengelola grup, Surianto, mengatakan bahwa KUD dalam kondisi lebih baik dan anggota-anggotanya menikmati peningkatan kesejahteraan hidup. "Sawit sekarang ini ditanam secara bertanggung jawab secara sosial dan lingkungan, membantu petani memperoleh sertifikasi keberlanjutan dan beberapa manfaat. Mereka setuju terlibat dalam program pengembangan pedalaman. Melalui kerajinan, anggota-anggotanya telah meluaskan berbagai aktivitas untuk desa dan masyarakat."

Ia menjelaskan bahwa aktivitas tersebut termasuk rehabilitasi jalan desa, konstruksi fasilitas ibadah, dan hadiah untuk siswa-siswi yang berprestasi di daerah. "Karena Sertifikasi RSPO yang kita dapatkan pada tahun 2018, petani telah melihat peningkatan pendapatan. KUD sejak itu telah mengalokasikan dana untuk kegiatan sosial. Kontribusi termasuk konstruksi dua masjid dan sebuah mushola di desa. Kami juga memberikan perhatian kepada siswa-siswi yang berprestasi di tingkat SD, SMP, dan SMA."

Ia melanjutkan bahwa telah ada bantuan untuk taman kanak-kanak lokal, berupa peralatan bermain dan belajar, meja dan kursi sekolah, serta fasilitas lainnya. "Selama pandemic korona, kami donasi masker dan hand sanitizer di beberapa titik yang dapat mencapai masyarakat di desa. Pada akhir bulan Ramadan puasa, kami biasanya memberikan paket bahan pangan untuk mereka yang kurang beruntung di sekitar."

Sumber Rejeki juga ikut mengembangkan jalan-jalan pedalaman menuju kebun sawit sehingga infrastruktur dapat dinikmati oleh semua, termasuk petani yang tidak menjadi anggota RSPO. "Hal ini tentunya bermanfaat bagi semua, termasuk transportasi panen, pengiriman pupuk, serta juga untuk transportasi komoditas lain seperti karet."

Kerajinan Sumber Rejeki didirikan pada Maret 1985 dengan tujuan memudahkan budidaya karet dan sawit untuk petani dan pekerja. Sepuluh tahun kemudian, kerja sama dengan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk, ia mengembangkan skema perkebunan sawit melalui program keuangan utama (KKPA) anggota.

Menurut Surianto, budidaya sawit untuk skema perkebunan yang sebelumnya dimulai pada tahun 1996/1997. "Karena sebagian besar pohon-pohon sawit sudah tua dan masa replanting mendekati, KUD telah menetapkan tujuan-tuju yang jangka pendek dan panjang. Semoga produksi sawit di desa ini akan bahagia menjadi lebih berkelanjutan, ditanam dengan cara yang bertanggung jawab lingkungan dan sosial."

Untuk mengurangi biaya replanting, Sumber Rejeki sedang mempersiapkan program benih yang akan membeli dan menggunakan benih berkualitas tinggi. "Sudah ada rencana alokasi untuk program ini dan kami hanya akan menggunakan standar baik dari benih yang terjamin, traceable. Hal ini tentang berkelanjutan, dan kami ingin generasi kita mendapatkan hal-hal yang sama dari budidaya sawit."

Dalam jangka panjang, ia melanjutkan, kerajinan rencana untuk mengembangkan proyek budidaya sapi. "Hal ini akan dijadikan sebagai aset kerajinan, sementara hasilnya dapat dijual pula. Program ini juga dapat mendukung lingkungan, karena sapi dapat membantu memurnikan tanah dan meningkatkan kesuburan."

Namun, masih banyak tantangan yang harus dihadapi oleh KUD Sumber Rejeki untuk terus menjadi contoh bagai kerajinan yang berkelanjutan. Mereka harus tetap berfokus pada pengembangan pertanian yang bertanggung jawab dan memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar.

Leave a comment