DKI Jakarta Meningkat, Kasino-Kasino Turun

DKI Jakarta Meningkat, Kasino-Kasino Turun

DKI Jakarta, kota metropolitan terbesar di Indonesia, telah mengalami perkembangan pesat sejak zaman dulu. Salah satu contohnya adalah kemunculan kasino-kasino yang pernah menjadi bagian dari industri judi di Jakarta.

Pada masa jabatan Ali Sadikin sebagai Gubernur DKI Jakarta (1966-1977), ia mengembangkan proyek-proyek perbaikan kampung-kampung, pembangunan sekolah-sekolah hingga Taman Ismail Marzuki. Salah satu proyeknya adalah membangun kasino-kasino di Ancol.

Namun, setelah masa jabatan Ali Sadikin berakhir pada 1977, para pengusaha judi pun kehilangan "pelindung" utamanya. Akibatnya, Copacabana Casino di Ancol ditutup untuk selamanya oleh Gubernur Tjokropranolo pada April 1981.

Kasino-kasino lain pun menyusul ditutup. Tetapi Hailai bernasib berbeda. Kasinonya memang ditutup, tetapi bisnis klub malamnya masih sempat berkibar dengan mengusung nama baru, yakni International Hailai Executive Club.

Dengan demikian, banyak pejudi yang tidak punya pilihan selain terbang ke Genting di Malaysia atau ke Makau yang memang terkenal sebagai "Las Vegas of Asia". Hal itu sebenarnya tak disukai oleh Ali Sadikin karena dianggap hanya membuang devisa ke negara lain.

Ditutupnya kasino di Jakarta malah memberikan ide bisnis bagi seorang pengusaha properti asal Perth, Frank Woodmore. Ia kemudian menggandeng pengusaha asal Solo, Robby Sumampow, membangun bisnis judi di Pulau Natal (Christmas Island), Australia pada tahun 1985 dengan nama Christmas Island Resort Pty Ltd.

Sejak mendapatkan lisensi kasino dari Pemerintah Federal Australia, lokasi berjudi yang kemudian terkenal dengan nama Christmas Island Casino and Resort pun melaju kencang. Pengunjung kasino alias pejudi di sana umumnya berasal dari berbagai kota Asia Tenggara termasuk Jakarta.

Akan tetapi, Christmas Island Casino yang pernah disebut sebagai salah satu kasino paling menguntungkan di dunia tidak berusia panjang. Setelah hanya beroperasi sekitar 4 tahun, kasino ini akhirnya ditutup karena krisis finansial yang menghantam Asia pada tahun 1997-1998.

Setelah kasino-kasino tersebut semuanya menghilang, para pecandu judi Indonesia pun mulai melanglang buana ke berbagai negara. Ada yang kembali ke Genting Highlands di Malaysia dan Makau, Cina. Selain ke Malaysia dan Makau, banyak pejudi yang juga mencoba peruntungan ke Burswood Island Casino (kini bernama Crown Perth) di Perth atau ke Jupiters Hotel Casino (The Star Gold Coast) di Gold Coast, Queensland, Australia, hingga tak sedikit yang bahkan ke Las Vegas, AS.

Judi memang begitu. Dia akan selamanya ada ketika manusia masih selalu mencari peruntungan secara instan. Meskipun sudah terbukti selama ribuan tahun, bandar judi akan semakin kaya dan pemain judi bakal kian merana.

Jadi? Jangan berjudilah kawan!

Leave a comment