Az-Zumar ayat 6 berbunyi, "Allah juga telah menetapkan kadar rezeki yang diberikan oleh-Nya." Keterangan untuk hal ini termuat dalam Surah Al-Hijr ayat 21. Kadar rezeki yang diberikan oleh Allah tidak diketahui oleh siapapun selain-Nya.
Reolehan rezeki dari Allah terhadap manusia merupakan yang terbaik dibandingkan dengan makhluk ciptaan Allah yang lainnya. Keterangan tersebut tersirat di dalam Surah Al-Isra' ayat 70. Awal ayat ini berisi firman Allah tentang pemuliaan keturunan Adam melalui pengangkutan di daratan dan di lautan. Ayat ini kemudian dilanjutkan dengan keterangan bahwa Allah memberikan rezeki yang sifatnya baik kepada manusia. Rezeki ini memiliki kelebihan yang sifatnya sempurna bila dibandingkan dengan rezeki yang Allah berikan kepada jenis makhluk lainnya. Kebaikan rezeki dari Allah ini berkaitan dengan pemberian yang halal dan terhindar dari yang haram.
Allah memberikan rezeki kepada individu manusia dengan jumlah yang berbeda-beda. Ini sebagai bentuk rahmat dan kasih sayang dari-Nya. Bagi individu yang memiliki banyak rezeki, ia cenderung berbuat kejahatan, Allah akan membatasi jumlah rezekinya. Sebaliknya, bagi individu yang memiliki sedikit rezeki, ia cenderung berbuat kejahatan, Allah akan membuat rezekinya melimpah. Pengaturan ini bertujuan untuk memudahkan setiap individu manusia memperoleh kemudahan untuk meraih surga bagi orang-orang yang beriman.
Penyumbangan rezeki tidak harus menggunakan uang semata, tetapi dapat dilakukan dalam berbagai bentuk lain. Bentuknya seperti menggunakan tenaga, ilmu, pengetahuan, atau keterampilan yang bermanfaat bagi kepentingan masyarakat. Di dalam Surah Al-Baqarah ayat 3, terdapat anjuran kepada manusia untuk menginfakkan rezeki yang telah diberikan oleh Allah.
Dalam konteks ini, perlu diingat bahwa Allah mempunyai tujuan dan hikmah yang terkandung dalam pengaturan rezeki-Nya. Dengan demikian, sebagai orang beriman, kita harus mengetahui bagaimana cara menggunakan rezeki yang diberikan oleh Allah dengan bijak dan seimbang.
Sejumlah ahli telah menulis artikel tentang topik ini, antara lain Mahmud dan Hamzah (2020) dalam jurnal Al-Quds: Jurnal Studi Alquran dan Hadis. Mereka menjelaskan bahwa Allah mempunyai tujuan yang terkandung dalam pengaturan rezeki-Nya, yaitu untuk memudahkan setiap individu manusia memperoleh kemudahan untuk meraih surga.
Selain itu, Thaib dan Zamakhsyari (2016) juga telah menulis artikel tentang topik ini. Mereka menjelaskan bahwa Allah memberikan rezeki dengan kadar yang berbeda-beda, sehingga individu manusia harus memiliki kesadaran dan keterbukaan dalam menggunakan rezeki yang diberikan oleh Allah.
Dalam pengertian lain, asy-Sya'rawi (2007) menjelaskan bahwa Allah mempunyai tujuan yang terkandung dalam pengaturan rezeki-Nya, yaitu untuk memudahkan setiap individu manusia memperoleh kemudahan untuk meraih surga.
Dalam sintesis dari beberapa penelitian dan telaah, dapat disimpulkan bahwa Allah mempunyai tujuan yang terkandung dalam pengaturan rezeki-Nya, yaitu untuk memudahkan setiap individu manusia memperoleh kemudahan untuk meraih surga. Dengan demikian, sebagai orang beriman, kita harus memiliki kesadaran dan keterbukaan dalam menggunakan rezeki yang diberikan oleh Allah dengan bijak dan seimbang.
Sumber:
- Mahmud, B., dan Hamzah (2020). "Membuka Pintu Rezeki dalam Perspektif Al-Qur'an" (PDF). Al-Quds: Jurnal Studi Alquran dan Hadis. 4 (2).
- Thaib, H., dan Zamakhsyari (2016). Sunnah Allah dalam Menetapkan Rezeki-Nya (PDF).
- asy-Sya'rawi (2007). Tafsir al-Qur'an al-Karim.
- Al-Baqarah ayat 3.