Mengelola Uang dan Memprioritaskan Rezeki dari Allah Swt

Mengelola Uang dan Memprioritaskan Rezeki dari Allah Swt

Mengapa kita harus berhati-hati dalam menjaga rezeki dari Allah Swt.? Karena, mereka tidak cukup berikhtiar dalam mengelola uang dan membelanjakannya dengan bijak. Itu sebabnya Allah Swt. telah menurunkan firman-Nya:

“Dan janganlah engkau jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan jangan (pula) engkau terlalu mengulurkannya (sangat pemurah) nanti kamu menjadi tercela dan menyesal.” (Q.S Al-Isra’ [17]: 29)

Itulah panduan dari al-Qur’an. Namun, bukankah Allah Swt. juga menjanjikan rezeki yang sifatnya tak terduga? Iya. Itu janji untuk orang bertakwa. Sebaiknya jangan terlalu percaya diri mengira diri kita sudah masuk dalam golongan itu. Lagi pula, itu wilayah misteri yang kita tidak bisa mengikhtiarkannya.

Fokuslah pada wilayah yang bisa kita ikhtiarkan. Yang merupakan wilayah keputusan mutlak dari Allah Swt., biarlah Allah Swt. Yang mengaturnya. Itu namanya faktor tak terduga. Jangan rencanakan hidup berbasis pada faktor tak terduga, padahal yang bisa kita duga, bisa kita hitung, sangat banyak.

Tentang Sensasi

Hakikatnya, kenikmatan dunia ini semuanya hanya menawarkan sensasi belaka. Namun, semuanya akan berakhir pada rasa yang sama. Itulah kenapa seringkali diingatkan bahwa kenikmatan dunia itu menipu. Palsu.

Mestinya kita tinggal mengelola rasa saja. Karena semuanya akan berakhir dengan hal yang sama, yakni ketiadaan. Sebagai contoh misalnya, kita makan di restoran mewah, dengan panganan dan menu yang wah, konon ada sensasi berbeda. Harganya sih pasti iya. Namun, berapa lama? Seminggu? Sehari? Tidak. Tidak pernah lama.

Hitungan menit saja. Setelah itu, sensasi itu akan berubah menjadi rasa yang sama saja dengan jika kita makan di rumah makan biasa, warung tegal atau makan di rumah dengan chef pasangan hidup kita walau dengan menu ala kadarnya. Sensasinya memang sesaat beda, namun rasa yang timbul selanjutnya sama. Rasa kekenyangan.

Begitu juga dengan apartemen atau bahkan rumah yang luas dan mewah berlantai 3 itu ada sensasi yang berbeda. Furniture yang lengkap dengan barang elektronik yang serba canggih konon bersensasi luar biasa. Namun, tanyalah kepada yang pernah atau sedang memilikinya. Sensasi mewah itu akan berubah dengan cepat saja.

Demikian

Tidur beralas tikar atau di kasur busa dengan di kasur berharga puluhan juta sama saja memejamkan mata. Makan dengan sendok perak dengan makan dengan sendok plastik, sama-sama memasuki mulut yang sama. Rasanya sama dengan rumah biasa. Milik sendiri atau pun menyewa. Begitu seterusnya dan lain sebagainya.

Intinya adalah, jika boleh dianalogikan, segala hal tentang dunia adalah ibarat donut. Panganan bulat yang berlubang di tengahnya. Sensasinya memang ada, namun hanya pinggirannya saja. Setelahnya, hampa. Kosong.

Demikian penjelasan terkait rezeki sudah diatur oleh Allah. Wallahu a’lam bisshawaab. [Baca juga:Inilah Penyebab Rezeki Terhambat]

Leave a comment