Beramal dan Berusaha untuk Menyambut Takdir

Beramal dan Berusaha untuk Menyambut Takdir

Takdir, sebuah konsep yang seringkali menjadi perdebatan dalam kehidupan setiap manusia. Apakah kita harus berserah diri kepada takdir ataukah kita harus berusaha untuk mencapai tujuan kita? Hadits dari Rasulullah Saw menjelaskan bahwa setiap orang akan dipermudah menuju takdirnya, dan bagaimana amal-usaha kita dapat mempengaruhi arah takdir tersebut.

“Barang siapa yang telah ditentukan sebagai orang yang berbahagia, maka dia akan mengarah kepada perbuatan orang-orang yang berbahagia. Dan barang siapa yang telah ditentukan sebagai orang yang sengsara, maka dia akan mengarah kepada perbuatan orang-orang yang sengsara.” (H.R Muslim)

Dalam hadits di atas, Rasulullah Saw menjelaskan bahwa setiap orang memiliki takdirnya sendiri, dan bagaimana amal-usaha kita dapat mempengaruhi arah takdir tersebut. Oleh karena itu, sebagai seorang muslim, kita diperintahkan untuk berusaha bekerja sungguh-sungguh dan banyak beramal kebaikan untuk menyambut takdir kita.

Namun, mengapa Allah tidak melapangkan rezeki yang sebsebarnya bagi umat manusia? Kita memiliki kadar rezeki yang berbeda-beda, ada orang yang memiliki harta berlimpah, kesehatan dan keluarga yang harmonis, namun ada juga orang yang tidak memiliki salah satunya.

Allah adalah Dzat yang maha mengetahui, Ia menakdirkan sesuatu sesuai dengan kehendak-Nya. Allah menjelaskan hal tersebut dalam ayat berikut: “Dan jikalau Allah melapangkan rezeki kepada hamba-hamba-Nya tentulah mereka akan melampaui batas di muka bumi, tetapi Allah menurunkan apa yang dikehendaki-Nya dengan ukuran. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui (keadaan) hamba-hamba-Nya lagi Maha Melihat.” (Q.S Asy-Syuraa: 27)

Ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah menakdirkan rezeki setiap makhluknya berbeda-beda, bukan tanpa tujuan. Tujuan tersebut sebagai ujian bagi makhluknya untuk melihat siapa di antara mereka yang lebih baik amalnya.

Nasihat bagi seseorang yang rezekinya sedikit adalah dimudahkannya hisab di akhirat nanti. Bisa jadi itu adalah bentuk pertolongan Allah agar mempermudah hisab kita di akhirat nanti.

Oleh karena itu, sebagai seorang muslim, kita harus bersyukur atas apa yang telah kita miliki dan berusaha bekerja sungguh-sungguh untuk mencapai tujuan kita. Kita tidak akan pernah tahu sebuah takdir hingga takdir itu terjadi, maka mari kita beramal dan berusaha untuk menyambut takdir kita.

Sumber:

  • Hadits Muslim
  • Al-Qur'an (Asy-Syuraa: 27, Al-Mulk: 2)