Kota Palu, sebagai tuan rumah ajang Kejurnas II Domino di Jakarta pada September tahun ini, berharap dapat menampilkan atlet-atlet terbaiknya. Pada awal Agustus lalu, seleksi tingkat provinsi untuk mencari wakil Sulteng di ajang tersebut telah dilakukan. Hasilnya, enam atlet perempuan serta beberapa pria yang akan mewakili Kota Palu dalam seleksi tingkat Provinsi.
Salah satu atlet perempuan yang menarik perhatian adalah Jihan Bahasyuan, yang berpasangan dengan Akbar dari Gardu Otista dan menjadi juara 3 dalam kejuaraan ini. Kemenangan Jihan ini memungkinkan dia untuk ikut seleksi tingkat Provinsi.
Kejuaraan Domino tidak hanya menarik perhatian masyarakat Kota Palu, tapi juga para penggemarnya di seluruh Indonesia. Salah seorang penggemar, Aris Munandar (42), mengaku senang jika domino dapat tercatat di KONI. "Bagus itu, biar kita yang main di pos jaga disebut juga atlet," katanya terkekeh.
Pembina Pordi Kota Palu, Djaury O Sakkung, berharap agar domino dapat masuk sebagai konstituen KONI tergantung dari penggemar dan atlet domino itu sendiri. "Misalnya, setiap pada kejuaraan para atlet harus menjunjung tinggi nilai-nilai sportifitas, penyelenggara kejuaraan harus kredibel serta turnamen yang berjalan konsisten," kata Djaury.
Agus Himawan, pemerhati olahraga di Palu, mengatakan bahwa jika sekadar masuk dalam KONI dengan syarat harus menggelar minimal 4 kali kejurnas adalah hal mudah. Para pegiat olahraga ini pasti mampu memenuhinya.
Domino sendiri adalah olahraga rakyat yang dimainkan di komunitas untuk sejenak melupakan kepenatan hidup akibat sosial politik yang salah urus. Kini, ia tak sekadar olahraga untuk 'membunuh waktu' menanti saat tidur malam. Domino melalui para pegiatnya terus menata diri, membenahi sistemnya dan membentuk karakter atletnya, sebuah jalan panjang untuk mengklaim satu slot di induk olahraga nasional bernama KONI.
Foto: Jihan Bahasyuan dan Akbar bersama Pembina Pordi Otista berfoto bersama usai menerima hadiah di Warkop Nusa Indah, Minggu 21 Agustus 2022