Kemudian, Allah Swt memberikan rezeki kepada hamba-hamba-Nya di dunia ini dengan berbagai macam jenis dan cara. Pemberian Allah melebihi apa yang diminta hamba-Nya, bahkan sering Allah Yang Maha Dermawan memberikan anugerah-Nya tanpa diminta oleh hamba-Nya. Sebagaimana dijelaskan dalam Surat Hud Ayat 6, Allah Azza wa Jalla telah menjamin rezeki seluruh makhluk-Nya.
"Dan tidak satu pun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semuanya dijamin Allah rezekinya. Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua (tertulis) dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)" (QS Hud: 6)
Secara praktek masyarakat, rezeki dipahami sebagai harta benda duniawi. Sehingga kebanyakan manusia berdoa meminta dilancarkan rezeki berupa harta benda (kekayaan). Hal tersebut tentu sangat benar, akan tetapi, bentuk rezeki yang diberikan kepada hamba-Nya tidak hanya berupa harta kekayaan, melainkan juga yang bersifat batin seperti kesehatan, kesalehan, kebahagiaan, ilmu dan sebagainya.
Syeikh Muhammad Mutawalli asy-Sya'rawi (1911-1998) mengatakan:
"Harta adalah rezeki yang paling rendah. Kesehatan adalah rezeki yang paling tinggi. Anak yang saleh adalah rezeki yang paling utama. Sedangkan ridha Allah adalah rezeki yang sempurna."
Pada dasarnya, Allah memberikan rezeki kepada hamba-Nya dalam berbagai bentuk. Pertama, rezeki harta. Rezeki berupa harta benda dalan tingkatan dasar, sehingga semua orang bisa meraih rezeki tersebut. Baik itu hamba yang taat maupun yang ingkar.
Rezeki seperti ini mudah untuk didapatkan bahkan dengan cara yang batil sekalipun. Itulah kenapa rezeki harta benda masuk kategori paling dasar derajatnya. Kedua, rezeki kesehatan. Kesehatan, masuk dalam rezeki yang luhur. Karena kesehatan sangatlah mahal. Orang bisa saja miskin harta benda, akan tetapi jika badannya sehat, maka ia akan lebih bebas dan merdeka.
Ketiga, rezeki keturunan saleh. Anak yang saleh masuk ke dalam rezeki yang utama, karena tidak semua orang bisa mendidik anak-anaknya menjadi saleh atau salehah. Anak-anak yang saleh akan membawa kebahagiaan orang tuanya di dunia dan di akhirat. Maka bentuk rezeki seperti ini sangat diidamkan banyak orang tua.
Keempat, rezeki berupa ridha Allah Swt. Rezeki berupa ridha Allah Swt merupakan sempurnanya rezeki. Karena tidak semua makhluk Allah mendapatkan ridha-Nya. Ridha Allah hanya diberikan kepada hamba yang taat kepada-Nya. Maka beruntunglah hamba yang mendapatkan rezeki yang berupa ridha Allah Swt. Karena ketika Allah sudah ridha dengan hamba, maka jaminannya adalah surga.
Dalam pandangan Syeikh Muhammad Mutawalli asy-Sya'rawi, pemberian Allah Swt memang sangat luas dan beragam. Dari rezeki harta benda yang paling rendah, kesehatan yang paling tinggi, keturunan saleh yang paling utama, hingga ridha Allah Swt yang sempurna. Maka kita harus bersyukur dan menghormati pemberian Allah Swt dalam berbagai bentuk, sehingga kita dapat mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Sumber:
- Quran Surat Hud Ayat 6
- Syeikh Muhammad Mutawalli asy-Sya'rawi (1911-1998)