Stimulated Raman scattering (SRS) adalah teknik mikroskopi yang relatif baru dan cepat menjadi sangat populer di kalangan ilmuwan. Teknik ini berbasis pada fenomena SRS, yang terjadi ketika sinar laser terstimulasi oleh molekul target dan menghasilkan cahaya Raman yang sangat peka.
Dalam mikroskopi tradisional, frekuensi scan digunakan untuk mempelajari struktur dan sifat material. Namun, SRS mengatasi kebutuhan tersebut dengan menggunakan metode yang lebih cepat dan efektif. Dalam artikel ini, kita akan membahas tentang penggunaan SRS dalam mikroskopi dan kelebihannya.
Prinsip dasar SRS
SRS berbasis pada prinsip bahwa molekul target dapat memancarkan cahaya Raman ketika sinar laser terstimulasi. Proses ini terjadi karena perbedaan frekuensi antara sinar laser dan cahaya Raman, yang menghasilkan efek resonansi. Dalam SRS, sinar laser dipancarkan pada material target, dan kemudian deteksi cahaya Raman yang dihasilkan.
Kelebihan SRS dalam mikroskopi
SRS memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan metode mikroskopi tradisional. Pertama, SRS dapat mempelajari struktur material dengan tingkat akurasi yang lebih baik karena tidak memerlukan frekuensi scan yang panjang. Kedua, SRS dapat digunakan untuk mempelajari sifat material seperti kerentanan dan kekikuan. Ketiga, SRS dapat menghasilkan gambaran 3D yang jelas dari material target.
Contoh aplikasi SRS dalam mikroskopi
SRS telah diterapkan dalam beberapa bidang, termasuk biomedika, kimia, dan fisika. Beberapa contoh aplikasi SRS dalam mikroskopi antara lain:
- Penggunaan SRS untuk mempelajari struktur sel dan molekul.
- Penggunaan SRS untuk mempelajari sifat material seperti kerentanan dan kekikuan.
- Penggunaan SRS untuk menghasilkan gambaran 3D yang jelas dari material target.
Kesimpulan
SRS adalah teknik mikroskopi yang cepat dan efektif, yang dapat digunakan untuk mempelajari struktur dan sifat material. Kelebihannya antara lain tidak memerlukan frekuensi scan yang panjang, dapat menghasilkan gambaran 3D yang jelas, dan dapat digunakan dalam beberapa bidang seperti biomedika, kimia, dan fisika.
Referensi
- Prince, R.C.; Frontiera, R.R.; Potma, E.O. (2017). "Stimulated Raman Scattering: From Bulk to Nano". Chem. Rev. 117 (7): 5070−5094.
- Xu, X.; Li, H.; Hansan, D.; Ruoff, R.S.; Wang, A.X.; Fan, D.L. (2013). "Near-Field Enhanced Plasmonic-Magnetic Bifunctional Nanotubes for Single Cell Bioanalysis". Adv. Funct. Mater. 23 (35): 4332–4338.
- Cina, J.A.; Kovac, P.A. (2013). "How Fissors Works: Observing Vibrationally Adiabatic Conformational Change through Femtosecond Stimulated Raman Spectroscopy". J. Phys. Chem. A. 117 (29): 6084−6095.
- Mayorkas, N.; Bernat, A.; Izbitski, S.; Bar, I. (2012). "Simultaneous Ionization-Detected Stimulated Raman and Visible–Visible–Ultraviolet Hole-Burning Spectra of Two Tryptamine Conformers". J. Phys. Chem. Lett. 3 (5): 603–607.
- Freudiger, C.W.; Min, W.; Saar, B.G.; Lu, S.; Holtom, G.R.; He, C.; Tsai, J.C.; Kang, J.X.; Xie, X.S. (2008). "Label-Free Biomedical Imaging with High Sensitivity by Stimulated Raman Scattering Microscopy". Science. 322 (5909): 1857–1861.
- Frostig, H.; Katz, O.; Natan, A.; Silberberg, Y. (2011). "Single-Shot Stimulated Raman Scattering Microscopy with Nanoscale Resolution". Optics Express, Vol. 19, No. 13, pp. 12451–12462.
- Kärtner, F.X. (2005). "Femtosecond Laser Pulse Generation and Applications". Springer Series in Optical Sciences, Vol. 135.
Dalam referensi di atas, beberapa contoh aplikasi SRS dalam mikroskopi telah diterapkan, seperti penggunaan SRS untuk mempelajari struktur sel dan molekul, sifat material, serta menghasilkan gambaran 3D yang jelas.