"Barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya." (QS At-Talaq: 2-3)
Kehidupan ini penuh dengan misteri dan kejutan. Seseorang dapat berusaha sekuatnya, tetapi hasil yang diharapkan tidak selalu sesuai dengan usaha. Dalam Islam, Allah SWT membagi rezeki kepada siapa yang Dia kehendaki dan menyempitkannya. Sesungguhnya Tuhanmu melapangkan rezeki kepada siapa yang Dia kehendaki dan menyempitkannya. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Maha Melihat akan hamba-hambaNya (QS Al-Isra': 30).
Ketika kita berusaha untuk mencari rezeki, Allah SWT tidak memperhatikan usaha kita, tetapi Dia memperhatikan kesadaran dan keyakinan kita bahwa rezeki datang dari-Nya. Dalam surat At-Talaq: 2-3, Allah SWT mengatakan, "Barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya." Artinya, Allah SWT akan mencukupkan kebutuhan kita jika kita bersedia berpaut dan mempercayai-Nya.
Namun, bagaimana caranya untuk mendapatkan rezeki yang tidak diantisipasi? Seperti dikatakan oleh Nabi Muhammad SAW, "Seseorang Bisa Meniru Usahamu, Tapi Mereka Tak Bisa Meniru Rezekimu." Artinya, orang lain dapat meniru usaha kita, tetapi mereka tak dapat meniru rezeki yang diberikan Allah SWT.
Sebagai pedagang buah, mungkin kita dapat mengukur keuntungan jika seluruh dagangan buahnya terjual. Namun, bagaimana dengan rezeki? Rezeki adalah rizki yang tidak dapat dihitung dan tidak dapat ditiru. Allah SWT membagi rezeki kepada siapa yang Dia kehendaki dan menyempitkannya.
25 Perilaku yang Bisa Menghambat Datangnya Rezeki
Terkadang, datangnya rezeki dipengaruhi oleh banyak faktor, terutama perilaku atau sikap dalam kehidupan sehari-hari. Berikut ini 25 contoh perilaku buruk yang bisa menjadi penghambat datangnya rezeki:
- Berbuat dosa, terutama dosa berbohong.
- Terlalu banyak tidur, terutama setelah subuh.
- Tidur sambil telanjang.
- Buang air kecil dalam keadaan telanjang.
- Makan dalam keadaan junub.
- Makan sambil berbaring.
- Mengabaikan makanan yang terjatuh di meja makan.
Dalam Islam, Allah SWT membagi rezeki kepada siapa yang Dia kehendaki dan menyempitkannya. Sehingga, tak perlu khawatir soal rezeki. Namun, untuk mendapatkan rezeki yang tidak diantisipasi, kita harus berpaut dan mempercayai-Nya.
Kita dapat mengambil langkah-langkah untuk memperbaiki diri supaya pintu rezeki terbuka lebih luas. Sehingga, supaya urusan rezeki bisa semakin lancar, hendaknya menghindari perilaku di atas.
Terima kasih, Allah SWT telah memberikan kita kesempatan untuk mendapatkan rezeki yang tidak diantisipasi. Kita harus bersedia berpaut dan mempercayai-Nya, sehingga kita dapat menghasilkan sesuatu yang tiada disangka-sangka.