Penyadaran yang Perlu Diluruskan: Tanaman Hias Sri Rezeki Tidak Berbahaya untuk Ditanam

Penyadaran yang Perlu Diluruskan: Tanaman Hias Sri Rezeki Tidak Berbahaya untuk Ditanam

Rabu, 25 Mei 2022 – Sosial media beberapa waktu lalu menyebarluaskan informasi keliru mengenai tanaman hias sri rezeki yang dikatakan mengandung racun mematikan. Namun, perlu diluruskan bahwa tanaman tersebut tidak berbahaya untuk ditanam asal tidak dikonsumsi.

Menurut Kepala Divisi Tanaman dan Tata Hijau Departemen Arsitektur Lanskap, Institut Pertanian Bogor (IPB), Dr Ir Bambang Sulistyantara M Agr, tanaman sri rezeki sebenarnya adalah Dieffenbachia sp. Nama lokalnya macam-macam, selain sri rezeki, kalau di Jawa Barat dinamai balancing.

"Perlu diluruskan dulu mengenai nama tumbuhan itu adalah Dieffenbachia sp. Seperti di medsos itu, memang benar adalah tumbuhan yang beracun," ungkap Bambang kepada Kompas.com.

Namun, tanaman tersebut tidak berbahaya jika tidak dikonsumsi. "Ya selama tidak dimakan, ya masih dibilang aman, hanya gatal saja," kata dia.

Tanaman Dieffenbachia sp memang mengandung racun, yaitu asam oksalat yang juga terdapat pada banyak tanaman hias lainnya. Pada paparan oral yang parah, rasa sakit dan pembengkakan dapat menyebabkan air liur berlebih, kesulitan menelan, dan sulit bicara.

Menurut penelitian, Dieffenbachia juga melepaskan enzim proteolitik yang dapat menyebabkan reaksi alergi pada kulit. Paparan oral yang parah dapat menyebabkan rasa sakit dan pembengkakan, sementara paparan pada kulit dapat menyebabkan ruam, pembengkakan, kemerahan, dan radang kulit.

Namun, efek racunnya pada kulit hanya gatal, atau yang paling parah radang kulit. Sementara jika tertelan, segera berkumur dan cari bantuan medis.

Kesimpulan, tanaman sri rezeki tidak berbahaya untuk ditanam asal tidak dikonsumsi. Penyadaran yang perlu diluruskan adalah bahwa tanaman tersebut beracun, tetapi efek racunnya hanya gatal atau radang kulit pada kulit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.