Melancarkan Pintu-Pintu Rezeki: Dalam Ruhaniyah dan Keadilan

Melancarkan Pintu-Pintu Rezeki: Dalam Ruhaniyah dan Keadilan

Dalam hadis riwayat Abu Bakar bin Sayid M Syatho Dimyathi, karyanya yaitu Hasyiyah l’anatut Thalibin ala Fathil Mu’in, disebutkan bahwa Allah SWT telah menjamin keberhasilan dan kesuksesan seseorang dalam mencari rezeki. Keterangan ini dapat dijumpai pula dalam Surat Hud, ayat 64-65, yang artinya: "Allah memberikan kabar bahwa rezeki adalah milik makhluk-Nya, yaitu dari hasil pekerjaan mereka di bumi, daratan, atau laut."

Dalam konteks ini, Syaikh Sa’dy menjelaskan bahwa Allah telah menjamin rezeki dan panganan seseorang, sehingga tidak ada yang perlu khawatir atau gelisah. Keterangan ini juga disebutkan dalam Al-Ankabut, ayat 60: "Tidak ada seorang pun yang mendapatkan rezeki kecuali ditakdirkan oleh Allah."

Namun, tidak berarti bahwa rezeki akan datang dengan sendirinya tanpa adanya usaha dan amalan. Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu pernah bersabda: "Rasulullah memberikan kabar bahwa setiap orang memiliki hak untuk menerima rezeki-Nya, yaitu dengan cara mengerjakan amal saleh dan menulis sejarah hidup."

Dalam pandangan Islam, rezeki adalah milik Allah SWT dan bukan milik manusia. Oleh karena itu, kita harus bersyukur atas keberhasilan dan kesuksesan yang telah kita capai, serta memuji Allah sebagai Pemilik rezeki.

Namun, tidak semua orang memiliki rezeki yang sama. Beberapa orang mungkin memiliki rezeki yang lebih sedikit, sementara beberapa lainnya memiliki rezeki yang lebih banyak. Dalam hal ini, kita harus bersyukur atas apa yang telah kita terima dan memuji Allah sebagai Pemilik rezeki.

Dalam khutbah Bahasa Jawa: Rejeki Dijamin Gusti Allah, disebutkan bahwa rezeki adalah milik Allah SWT dan bukan milik manusia. Oleh karena itu, kita harus bersyukur atas keberhasilan dan kesuksesan yang telah kita capai, serta memuji Allah sebagai Pemilik rezeki.

Dalam beberapa hadis riwayat lainnya, disebutkan bahwa Allah telah menjamin rezeki seseorang, namun tidak berarti bahwa rezeki akan datang dengan sendirinya tanpa adanya usaha dan amalan. Oleh karena itu, kita harus bersyukur atas apa yang telah kita terima dan memuji Allah sebagai Pemilik rezeki.

Dalam Ruhaniyah dan Keadilan

Dalam pandangan Islam, rezeki adalah milik Allah SWT dan bukan milik manusia. Oleh karena itu, kita harus bersyukur atas keberhasilan dan kesuksesan yang telah kita capai, serta memuji Allah sebagai Pemilik rezeki.

Namun, tidak semua orang memiliki rezeki yang sama. Beberapa orang mungkin memiliki rezeki yang lebih sedikit, sementara beberapa lainnya memiliki rezeki yang lebih banyak. Dalam hal ini, kita harus bersyukur atas apa yang telah kita terima dan memuji Allah sebagai Pemilik rezeki.

Dalam beberapa hadis riwayat lainnya, disebutkan bahwa Allah telah menjamin rezeki seseorang, namun tidak berarti bahwa rezeki akan datang dengan sendirinya tanpa adanya usaha dan amalan. Oleh karena itu, kita harus bersyukur atas apa yang telah kita terima dan memuji Allah sebagai Pemilik rezeki.

Kesimpulan

Dalam kesimpulannya, rezeki adalah milik Allah SWT dan bukan milik manusia. Kita harus bersyukur atas keberhasilan dan kesuksesan yang telah kita capai, serta memuji Allah sebagai Pemilik rezeki. Namun, tidak semua orang memiliki rezeki yang sama, sehingga kita harus bersyukur atas apa yang telah kita terima dan memuji Allah sebagai Pemilik rezeki.

Doa Agar Rezeki Lancar

  1. Doa sebelum makan: "Bismillah, alhamdu lillahi, was-salaatu khairin kulluh" (Dengan nama Allah, segala puji dan syukur bagi-Nya)
  2. Doa setelah makan: "Alhamdu lillahi, was-salaatu khairin kulluh" (Segala puji dan syukur bagi-Nya)
  3. Doa sebelum tidur: "Bismillah, alhamdu lillahi, was-salaatu khairin kulluh" (Dengan nama Allah, segala puji dan syukur bagi-Nya)

Rujukan

  1. Al-Quran
  2. Hadis riwayat Abu Bakar bin Sayid M Syatho Dimyathi, Hasyiyah l’anatut Thalibin ala Fathil Mu’in
  3. Khutbah Bahasa Jawa: Rejeki Dijamin Gusti Allah

Leave a comment