======================================================
Scatter diagram adalah salah satu alat analisis statistik yang digunakan untuk menunjukkan hubungan antara dua variabel. Dalam artikel ini, kita akan membahas bagaimana membuat scatter diagram serta menganalisis derajat korelasi dan jenis korelasi yang terkait.
Membuat Scatter Diagram
Langkah pertama dalam membuat scatter diagram adalah memutuskan titik-titik data yang akan digunakan. Misalkan, kita memiliki sepasang data variabel independent (X) dan dependent (Y). Kita mulai dengan menggambar garis lurus horizontal untuk sumbu X, kemudian dimulai dari bagian kiri sumbu X, kita gambar garis lurus vertikal ke atas untuk sumbu Y.
Buat Titik-Titik Data
Selanjutnya, kita ambil sepasang data variabel independent dan dependent. Kita cari lokasi nilai variabel independent pada sumbu X, kemudian tarik lurus ke atas sampai pada lokasi nilai variabel dependent pada sumbu Y. Setelah itu, kita buat tanda titik koordinat pada lokasi kedua variabel tersebut bertemu, ulangi cara yang sama untuk semua data yang sudah dikumpulkan.
Lengkapi Informasi
Langkah terakhir adalah menghubungkan informasi yang diperlukan ke dalam scatter diagram. Kita dapat menambahkan label seperti judul diagram, judul sumbu X, dan judul sumbu Y, serta informasi tambahan lainnya seperti banyak data (n), periode, dan dibuat oleh siapa.
Membaca Scatter Diagram
Ketika kita akan mengevaluasi scatter diagram, kita sebaiknya mempertimbangkan derajat korelasi beserta jenis-jenis korelasi yang sudah disimpulkan para ahli statistik. Berikut adalah tabel 1 dan tabel 2 yang menjelaskan derajat korelasi dan jenis korelasi:
Tabel 1. Derajat Korelasi
Pola Scatter Diagram | Derajat Korelasi | Artinya |
---|---|---|
Tidak Ada | Tidak ada korelasi yang dapat dilihat. Variabel akibat (Y) tidak dipengaruhi oleh variabel penyebab (X) yang sedang dikaji. | |
Lemah | Korelasi samar terlihat. Mungkin variabel penyebab (X) mempengaruhi variabel akibat (Y), tetapi tingkat pengaruhnya masih diragukan. Ada variabel X lain yang perlu dianalisis atau ada variasi signifikan di dalam variabel X tersebut. | |
Kuat | Sebaran titik-titik mengelompok dalam bentuk linier yang jelas. Kemungkinan variabel penyebab (X) mempengaruhi langsung variabel akibat (Y). Oleh karena itu, setiap perubahan pada X akan memprediksi perubahan pada Y. | |
Sempurna | Sebaran titik-titik jatuh pada sebuah garis lurus. Jika bentuknya seperti ini, dengan nilai variabel penyebab (X) tertentu kita dapat memprediksi secara pasti berapa nilai variabel akibat (Y). |
Tabel 2. Jenis-Jenis Korelasi
Pola Scatter Diagram | Jenis Korelasi | Artinya |
---|---|---|
Positif | Peningkatan nilai variabel penyebab (X) menghasilkan peningkatan nilai variabel akibat (Y) | |
Negatif | Peningkatan nilai variabel penyebab (X) menghasilkan penurunan nilai variabel akibat (Y) | |
Nonlinier | Berbentuk kurva U atau S. Perubahan nilai variabel penyebab (X) menghasilkan perubahan nilai variabel akibat (Y) yang berbeda, tergantung posisi pada kurva. |
Contoh Scatter Diagram
Berikut adalah contoh scatter diagram yang menunjukkan hubungan antara masalah painting dengan tingkat kekotoran:
Dalam contoh ini, kita dapat melihat bahwa derajat korelasi dan jenis korelasi masih belum jelas karena jumlah pasangan data hanya sebanyak 5. Oleh karena itu, para ahlinya menyarankan untuk meningkatkan jumlah data sebelum melakukan analisis lebih lanjut.
Penutup
Membuat scatter diagram dan menganalisis derajat korelasi serta jenis korelasi adalah salah satu cara untuk menunjukkan hubungan antara dua variabel. Dalam artikel ini, kita telah memahami bagaimana membuat scatter diagram dan menganalisis derajat korelasi serta jenis korelasi yang terkait.